Halo semuaaaaa, halo juga yg lagi begadang muehehe.
Tekan vote dan ramaikan komentar yaaa🌿
~~~~~
"Kamu tau, daun jatuh dari dahan saja, itu sudah termasuk ketetapan Allah. Tidak akan terjadi sesuatu jika bukan karena kehendak Allah."
Aman diam mendengarkan ucapan Alena, jadi kini Alena merangkap sebagai guru ngaji, Aman yang minta.
Katanya cara melawan suara-suara jahat itu dengan cara dengerin ngaji.
Karena disini sebelum Alena datang tak ada yang mengurus Aman, apalagi yang mau memberikannya bacaan Ayat Suci Al-Quran, lantas bagaimana bisa Aman melawan suara-suara itu.
"Jadi, Aman jangan pernah salahkan Tuhan tentang apa yang Aman alami, itu cobaan, itu ujian, itu tanda kalau Tuhan sayang sama Aman."
Aman menunduk, pelukannya di boneka patrick mengerat. Sedikit demi sedikit Aman mulai mengingat Tuhannya lagi.
Tapi untuk menjalankan kewajiban muslim, Aman belum bisa.
Pikirannya masih kacau, dan Syarat wajib untuk Salat adalah memiliki akal.
Kalau bahasa kasarnya, Aman ini belum kembali Akal sehatnya, jadi untuk sementara Aman akan berusaha memulihkan diri.
Baru bisa memulai kembali hidupnya.
"Alena..kalau Aman sembuh..Alena sama Aman terus kan?" cicit Aman takut-takut.
Kini, Alena sudah masuk ke salah satu ruang penting di hati dan pikiran Aman.
Alena tak menjawab, dia hanya tersenyum dan itu tak membuat Aman senang. Dia meremat bonekanya kuat dan menggeram marah.
"Alena bakal ikut sama Aman kan!? Iya kan!? Jawab!" jeritnya histeris.
Alena mendekat, dia memeluk Aman perlahan dan mengelus punggungnya pelan.
"Alena gabisa janji, tapi Alena bakalan berusaha untuk terus disamping kamu." bisiknya tulus.
Aman terhenyak sejenak, tubuhnya yang tadi kaku kini melemas, dia membalas pelukan Alena dan mengeraskan tangisannya.
Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, ini saatnya Aman mandi dan setelah itu menyiapkan makan malam.
Lalu setelahnya menidurkan Aman, dan tak lupa juga Alena harus menemui kepala perawat dan beberapa Dokter.
Ada hal penting yang harus mereka katakan pada Alena.
Semoga, bukan hal buruk.
....
"Permisi.."
Ke 4 orang dewasa di ruangan itu menoleh, mereka menyuruh Alena masuk dan duduk di kursi yang sudah disediakan.
"Jadi, ada apa ya Pak? Buk?"
Alena bertanya dengan sopan dan tenang. "Aa, jadi gini Alena. Kami sudah merunding tentang kepindahan kamu."
Jantung Alena berdebar kencang, apa-apaan ini? "Tapi kenapa? Saya kan baru 2 hari kerja disini."
"Rumah sakit kekurangan perawat, melihat data dan hasil belajar kamu dan latar belakang kehidupan kamu, kamu bisa pindah ke rumah sakit, gajinya juga lebih besar."
Sial, Alena langsung lemas, lantas bagaimana dengan Aman nantinya?
"Kami tau isi pikiran kamu, jadi kami memberikan waktu 2 minggu untuk kamu merawat Aman. Lalu setelahnya kamu harus pindah."
Alena menunduk, dia gabisa meninggalkan Aman disaat cowok itu sudah sepenuhnya percaya dan bergantung pada Alena.
Bisa-bisa Aman kembali kumat dan lebih parahnya menjadi semakin gila dari awalnya.
Karena penyemangatnya, akan segera pergi dari RSJ ini.
Aman akan kembali sendirian..
Kasihan, Alena gabisa membayangkan se suram apa hidup Aman setelah Alena pergi.
Pasti Aman akan mengamuk, menjerit dan menangis.
Kamar Aman saja sekarang sudah sangat bersih dan rapi, pasti saat Alena pergi, kamar Aman akan kembali berubah seperti kandang hewan.
Sebab tak ada perawat yang mau menjaga Aman.
Sial..andai saja Alena orang kaya, pasti Alena akan merawat Aman sendiri tanpa harus di RSJ.
®^^©
Bersambung😾
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Aman [End]
RomanceGanteng sih, manja juga, tapi sayang pasien RSJ. Aman Janitra, didiagnosa memiliki penyakit mental akut yang mengharuskan dirinya dirawat di RSJ Kota. Apa itu cinta? Aman tak tau. Tapi semua dia dapatkan saat perawat barunya datang, Alena si gadis...