🌿CA-11🌿

72.6K 10.2K 404
                                    

Hai kaum rebahan yang hobinya buka wp😎

Tekan vote dan tembuskan 60 komen yaaa🌿

~~~~~

Alena heran, sejak selesai berjemur tadi Aman terus bersikap aneh, dia berbicara sendiri dan tiba-tiba menangis.

Begitu terus sampai Alena bingung dibuatnya. Matanya sampai sembab tak karuan akibat menangis terus.

"Aman kenapa? Tadi ngobrol sama teman Aman?" tanya Alena hati-hati sembari menyeka sisa air mata dipipi Aman.

Dia baru selesai menangis lagi untuk yang ke 9 kalinya, Aman bergerak memeluk Alena erat dan menangis lagi diceruk lehernya.

Alena tabah Alena sabar, Alena gatau apa penyebab Aman menangis jadi dia hanya bisa menenangkan saja.

"A-alena harus jauhin Dokter tadi pagi...hiks..jauhin dia huaaaaaa."

"Hey-hey tenang, katakan alasannya dulu."

Aman kesal, kenapa Alena tak mau menurut saja, dengan sebal dia menggigit bahu Alena.

"Aw! Ih Aman nakal banget sih! Gak mau lagi lah Alena sayang Aman!" Alena melepas pelukannya dan mendudukan Aman di lantai.

Aman panik, dia berusaha menggapai Alena tapi gadis itu melengos dan tak mau disentuh.

"Gamau sama Aman, nakal suka gigit-gigit." ketus Alena sembari berdiri dan berjalan menjauh.

Aman menggeleng ribut, dia semakin histeris. "Huaaaaaaa Alena jangan tinggalin Aman! Hiks..Aman ngaku salah jadi maafin Aman..hiks..huaaaa maaf Lena maaf.." Alena tak acuh.

Dia keluar dari kamar dan langsung menutupnya, pintu kamar tak akan bisa dibuka kalau tidak dari luar.

Jadi pasien tidak bisa kabur, selain itu ada sensor khusus. Jika terjadi kebakaran pintu akan terbuka otomatis.

Aman sudah histeris sembari memukul pintunya kuat, melihat dengan jelas Alena yang berjalan menjauh.

"ALENA!!..hiks..ALENA JANGAN TINGGALIN AMAN!! HUAAAAAAA ALENAAAA!!" jeritnya tak karuan.

Alena sebenarnya mau pergi ke bagian cuci baju, mau ambil cucian kotor. Ini salah satu cara nya agar bisa keluar, kalau tidak.

Aman tak akan mengizinkannya keluar.

Diperjalanan, Alena bertemu dengan Ayu dan Dokter tadi pagi. Entah kenapa, Alena tak berminat lagi melihat Dokter itu.

Mungkin keseringan dekat dengan Aman yang indigo, membuat Alena sedikit sensitif.

Dia merasa mual di dekat Dokter itu, rasanya menjijikan, seolah melihat barang bekas dan hewan menggelikan.

"Hai Lena, mau kemana?" tanya Ayu menyapa Alena.

"Ke ruang cuci." jawab Alena tak acuh, dia mengabaikan Dokter bernama Basman itu.

"Bagamana dengan Aman? Dia baik-baik saja?" tanya Basman ramah.

Alena mendelik, emosi Alena selalu terlihat jelas diwajahnya, jadi orang akan sadar gadis itu sedang sedih, senang atau marah.

"Aman-"

"ALENA PASIEN LO ALENA!"

Alena berbalik begitu mendengar teriakan Gerri yang bagai orang kesetanan, Alena panik.

"Apa!? Kenapa!?" tanya nya panik.

Gerri tak menjawab, dia menarik tangan Alena dan membawanya pergi ke kamar Aman.

Disana, pintu sudah rusak, sudah lepas dari tempatnya dan terlihat Aman tengah diikat agar berhenti memberontak.

Tadi saat Gerri hendak ke kamar sebelah, dia melihat pintu kamar Aman sudah hampir lepas, maka dari itu Gerri langsung memanggil Dokter lainnya.

Dan beruntung saat pintu itu sudah lepas, Dokter disana langsung menahan Aman dan mengikatnya.

"AARGHHHH!! ALENA MANA!! AKU MAU ALENA!! ALENA AMAN MINTA MAAF HUAAAAAAAAAAAA hiks..ALENAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAA!!"

Alena menutup telinganya mendengar teriakan itu, dia segera mendekati Aman yang sudah tak karuan.

Ditambah air kencing yang menggenang di lantai.

"Aman!!" jeritan Aman berhenti, dia menatap Alena pilu dan menangis lirih.

Kakinya lemas, kedua tangannya diikat di besi jerjak jendela.

Aman terduduk di genangan air kencingnya dan menanngis lagi.

"Aman minta maaf huaaaaaaaa..hiks..Aman salah..hiks..jangan jauhin Amaaaaan..hiks..huaaaaaa Alena jangan pergiiiiiii." tangisnya memohon.

Alena jadi merasa bersalah, dia memeluk Aman tanpa perduli pada genangan dibawahnya.

Para Dokter mulai sibuk membereskan dan membenarkan pintu.

Sementara Basman, menatap datar Aman dan Alena.

Aman yang tadinya menyandar dibahu Alena, tatapannya terfokus pada Basman.

Jelas saja, banyak roh jahat dibelakangnya. Aman menangis, tapi tatapannya sangat mengerikan.

Dia menatap Basman penuh peringatan.

Kenapa kalian tidak membunuhnya saja? Batin Aman pada roh-roh jahat disekitarnya.

Roh yang biasanya mengusik Aman, kini berpindah pada Basman.

Wajah mereka gelap, sebenci-bencinya mereka pada Aman, mereka lebih benci lagi pada PELAKU PELECEHAN yang masih berkeliaran.

Banyak korban yang memilih bunuh diri karena tekanan batin akibat pelecehan.

Dan Basman, selalu membunuh korbannya setelah selesai dilecehkan.

Kalian buat saja dia gila, kalian buat saja dia gila! Batin Aman berseru keras.

Seolah paham, roh-roh disekitarnya yang sangat gelap dan senantiasa membisikan kata buruk pada Aman sontak mengerubungi Basman.

Lihat saja selanjutnya, pasti Basman akan menjadi salah satu pasien di RSJ lain.

🌿Bersambung🌿

Childish Aman [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang