Chapter 11: In a Far Place

4.7K 508 24
                                    

Mukjizat seperti terjadi dalam hidup Jeonghan. Belum lama ini dia terlilit utang, bekerja pagi hingga larut malam seperti lembu. Sama sekali tak mengenal kata istirahat, apalagi liburan. Edaran iklan yang memampangkan gambar pegunungan indah Swiss serta pantai cantik Maldives tidak akan pernah diliriknya, karena dia tahu tempat itu terlalu mustahil untuk dijangkau.

Namun siapa sangka kini dia berdiri di  pantai berpasir putih, di mana samudera biru membentang luas.
Segerombol burung camar terbang mengarungi langit, dan angin laut bertiup sejuk membalut tubuhnya. Keindahan panorama itu persis seperti gambar yang sering dilihatnya di iklan turisme, dan sekarang dia sedang menyaksikannya secara langsung.

"Jeonghan," panggilan itu menyentak Jeonghan dari ketakjubannya. Buru-buru dia menyeret kopernya dan menghampiri Seungcheol yang berdiri jauh di depan.

"Maaf, aku tadi terlalu asyik melihat laut," ujarnya. Mendengar pengakuan itu, Seungcheol tersenyum dan merangkul pundaknya. "Nanti kita akan melihat-lihat. Sekarang kita harus ke resort dulu. Ayo."

Jeonghan mengangguk dan mengikuti langkah Seungcheol, namun sesekali melirik ke belakang untuk mengagumi pemandangan indah yang belum puas diamatinya.

Dia masih tak percaya bahwa destinasi bulan madu mereka adalah sebuah pulau pribadi. Sebuah pulau kecil di dekat daerah khatulistiwa yang mengharuskan mereka menempuh perjalanan sekitar lima jam dari Korea. Jeonghan tahu bahwa Seungcheol kaya raya, tapi tidak tahu pria itu memiliki pulau, bahkan pesawat jet sendiri. Tak hanya itu, kabarnya seluruh penginapan yang ada di sana adalah milik CSC group dan digunakan khusus untuk keluarga besar mereka. Dia terlalu takut memikirkan total biaya yang harus digelontorkan jika melakukan perjalanan itu dengan uangnya sendiri.

Mereka menyeberangi sebuah jembatan untuk mencapai penginapan di pinggir pantai. Jeonghan kembali diserang rasa takjub ketika melihat betapa jernihnya air laut serta ikan-ikan yang berenang bebas, sampai dia terdorong untuk mengeluarkan ponsel dan mengabadikan pemandangan itu. Seungcheol dengan sabar menantinya di depan pintu resort. Baru ketika Jeonghan menghampirinya, dia bertanya, "Kau suka tempat ini?"

Jeonghan mengangguk penuh semangat. "Ya. Tempat ini sangat cantik dan cuacanya cukup hangat, tidak dingin seperti di Seoul."

"Kalau begitu, kau juga pasti suka kamarnya."

Ucapan itu terbukti ketika mereka memasuki penginapan. Seluruh dinding serta perabotannya serba putih, menciptakan kesan bersih dan rapi. Udaranya sejuk meski pendingin ruangan tidak menyala, serta tersedia sebuah meja perapian jika cuaca sedang tidak bersahabat. Dan yang paling penting, mereka bisa mengagumi panorama laut lepas dari balik jendela kamar. Tempat tidurnya menghadap ke arah jendela, sehingga para tamu yang menginap bisa bersantai sambil menikmati pemandangan dari atas ranjang yang empuk.

"Tempat ini indah sekali," komentar Jeonghan yang telah selesai menjelajah seluruh isi kamar itu. Dia mendekati Seungcheol yang berdiri di balkon.

"Bagus jika kau suka. Kau bisa menikmati pemadangan sepuasnya dari sini. Lumayan kan, untuk melepas penat?"

Perlahan tarikan bibir Jeonghan mengendur. Dia lalu menerawang jauh dengan tatapan sedih. "Sayang sekali Jihoon tidak bisa melihatnya..."

"Mau bagaimana lagi? Bukankah Jihoon menolak ikut bersama kita?"

Benar, mereka sudah mengajak Jihoon untuk ikut, tetapi berujung memperoleh penolakan keras. Mana sudi dia berlibur bersama pasangan yang sedang berbulan madu, katanya.

"Kau pasti lapar. Ayo makan," ajak Seungcheol. Merasa perutnya mulai menunjukkan tanda-tanda tak bersahabat, Jeonghan akhirnya menyetujui usul itu.

Keduanya berpindah menuju sebuah kafe outdoor tak jauh dari penginapan. Mereka memesan beberapa masakan, seperti ikan panggang, udang, dan sup kerang. Jeonghan kembali teringat Jihoon, sang adik yang pasti akan sangat menyukai hidangan laut kegemarannya itu. Di tengah rasa sedihnya, Seungcheol menyeletuk, "Ngomong-ngomong, ada yang lupa kukatakan padamu."

The Next WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang