Chapter 20: Strategy

3.4K 379 21
                                    

Chan tampak syok melihat kedatangan Jeonghan. Dia memandang Wonwoo seolah hendak minta tolong, namun kakaknya itu hanya bisa menghela nafas karena peringatannya yang sejak tadi tidak didengarkan terbukti menimbulkan masalah. Jeonghan semakin merasa curiga dengan gelagat kedua pemuda itu dan mengulangi pertanyaannya, "Apa yang terjadi dengan Seungcheol?"

Wonwoo tentu saja tidak mau menjawab, toh bukan dia penyebab Jeonghan mendengar pembicaraan mereka. Ini salah Chan yang tidak bisa mengontrol emosinya. "Kak Seungcheol..." Chan tampak berpikir keras sampai kedua matanya bergerak ke sana-ke mari. "Kak Seungcheol bilang dia akan sangat sibuk sampai tidak tahu kapan akan kembali ke sini," tandas Chan diiringi suaranya yang bergetar.

Jeonghan tentu saja tidak lantas percaya. Kedua matanya menyipit penuh curiga, dan dia hampir mendesak Chan lagi kalau saja Wonwoo tidak menimbrung, "Kak Seungcheol bilang dia akan kembali setelah urusannya selesai. Makanya sudah kubilang jangan berlebihan, Chan."

Mendengar jawaban tenang Wonwoo, rasa lega sedikit merayap di hati Jeonghan. Hanya sedikit, karena dia masih merasa curiga. "Oh...begitu. Dia juga tadi meninggalkan pesan untukku."

Lalu situasi beranjak hening dan canggung. Chan yang tampak tidak ingin berlama-lama terjebak dalam situasi itu segera memecah keheningan dengan tertawa sendiri. Dia bahkan menarik lengan Jeonghan. "Bagaimana kalau kita sarapan sekarang? Ayo!"

Pembicaraan itu berakhir setelah Chan menyeret Jeonghan ke meja makan. Selama sarapan berlangsung, tak ada lagi yang berani menyinggung pembicaraan tadi. Meski begitu, Jeonghan masih tak bisa menyingkirkan hal itu dari benaknya. 'Bagaimana dengan Kak Jeonghan?' kalimat itu yang terus mengusiknya. Apa yang Seungcheol lakukan tanpa sepengetahuannya sampai Chan mengkhawatirkan dirinya?

Meski memikirkannya selama seharian, selama dua hari, tiga hari, bahkan hingga tujuh hari pun, Jeonghan tetap tak mampu menemukan jawabannya.

Tanpa terasa sudah dua minggu berlalu dan Seungcheol belum kembali ke Daegu. Kabar mungkin datang setiap hari, mereka masih mengirim pesan dan berbincang melalui telepon. Seungcheol juga selalu berjanji padanya untuk segera pulang. Namun itu hanyalah janji belaka yang tidak tahu kapan akan ditepati. Pernah pula satu kali Seungcheol tidak menghubunginya seharian penuh. Pria itu mungkin terlalu sibuk bekerja sampai menelantarkan ponselnya, pikir Jeonghan berusaha berpikir optimis. Namun seberapa keraspun dia berusaha percaya, perasaannya semakin lama tidak menentu. Beruntung tak lama setelah itu Jihoon datang berkunjung dari Seoul setelah menyelesaikan ujiannya. Sudah hampir sebulan mereka tak bertemu sehingga Jeonghan merasa sangat girang menyambutnya.

"Jihoon, kau baik-baik saja? Kau sehat? Kok tampak kurusan? Sudah makan? Bagaimana ujianmu? Lancar?" Rentetan pertanyaan itu dia layangkan bertubi-tubi pada Jihoon yang baru saja tiba. Jihoon yang perawakannya masih sama seperti beberapa minggu lalu sampai kewalahan menjawab, "Kak, sabarlah. Kabarku baik-baik saja. Kau kan hampir tiap hari menelepon."

Setelah berbincang singkat, dia lalu mengantar Jihoon masuk ke dalam rumah. Chan ikut menyambut Jihoon dengan hangat, bahkan menyiapkan semacam pesta penyambutan untuknya. Hari itu adalah hari Minggu, sehingga Wonwoo yang tidak bekerja ikut diseret ke dalam pesta kecil-kecilan itu. Tepat saat jam makan siang, mereka berempat duduk di ruang makan sembari menikmati masakan yang dibuat oleh sang koki rumah.

"Ujianku sudah selesai, nilaiku juga bagus. Kak Jisoo sampai menyita ponselku selama persiapan ujian. Katanya aku harus fokus belajar biar tidak mengecewakan kakak," cerita Jihoon di tengah kegiatan makan siang mereka. Ketiga orang lainnya mendengarkan sambil menyantap pasta mereka.

"Apa kau di sana bertemu Seungcheol?" tanya Jeonghan.

"Tidak. Hanya Kak Jisoo yang sering datang berkunjung. Kak Seungcheol hanya sesekali menelepon, sepertinya dia sangat sibuk. Aku sempat dengar dia sedang dinas ke Jepang."

The Next WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang