#40 Chaos

126 35 2
                                    

Di kamarnya, Reva duduk di depan cermin rias sambil terus memperhatikan ponselnya. Pesannya untuk Fajri beberapa hari yang lalu masih saja belum di baca. Padahal siapa pun tahu bahwa Fajri aktif di whatsapp dengan statusnya yang penuh dengan komedi.

Reva tahu kalau Fajri bukan orang yang receh seperti ini. Tidak biasanya Fajri membuat status whatsapp sebanyak ini dan semuanya hanya vidio lucu. Salah satu vidionya memperlihatkan Zweitson dan Fiki yang sedang bertengkar saat memainkan PlayStation di rumah Fenly. Sisanya hanya jokes bapak-bapak tidak bermutu.

Fajri bahkan masih sempat bermain saat hubungannya dan Reva sedang tidak baik-baik saja. Hal itu membuat Reva semakin kesal dan jengkel dengan Fajri. Apa yang sebenarnya anak itu sembunyikan darinya?

Kemudian suara cempreng kedua temannya terdengar dari luar rumah. Hari ini ia akan menghadiri acara ulang tahun Beni. Kedua temannya sudah rapi dengan gaun yang mereka gunakan, tapi Reva hanya menggunakan gaun seadanya. Tidak ada istimewahnya.

"Lo serius mau pake baju ini?!" tanya Nissa

"Ya iyaa. Lagian sebenernya gak niat gue kesana. Batalin aja kali ya?"

"Lo harus bales tuh si Fajri! Enak aja main bersikap cuek! Biarin dia tau apa akibatnya cuekin pacarnya!" kata Jenny

"Nih lo pake baju yang gue bawa. Baju kakak gue nih. Nyawa gue di pertaruhkan untuk dapetin ini baju, sebaiknya lo pake sih kalo lo tau diri," kata Nissa

"Cih! Iya gue pake."

Kemudian mereka berangkat setelah Beni mengirimkan lokasi rumahnya kepada mereka dan memesan sebuah taxi online. Selama di perjalanan menuju rumah Beni, Reva masih melihat kembali status whatsapp Fajri satu persatu. Siapa tahu ia menangkap sebuah kode.

Sampailah mereka di depan sebuah gang sempit dengan sebuah plang bertulisankan Gg. Kelan. Nissa dan Jenny tidak yakin apakah mereka sudah pergi ke tempat yang benar atau tidak. Mereka pikir di dalam gang sempit dan kumuh itu tidak mungkin terdapat tempat yang cukup layak untuk berpesta.

Sementara itu pasukan 86 yang dipimpin oleh Fajri juga sampai di lokasi yang sama. Awalnya memang mereka ingin beramai-ramai datang ke tempat Beni, tapi pada akhirnya hanya Fajri, Fenly dan Zweitson yang bisa datang. Sisanya memberikan 1001 alasan agar lolos dari masalah yang sebentar lagi terjadi.

"Ngapain kamu disini?" sinis Reva

"Biar rencana kamu manas-manasin akunya lancar aja," kata Fajri yang sukses membuat Reva berdecih tak percaya.

Empat orang lainnya hanya bisa untuk tidak ikut campur ke medan perang dunia ketiga itu. Di belakang, Fenly berbisik pada Zweitson mengenai tas gendong yang ia bawa. "Ngapain lo bawa tas gede-gede gini?"

"Bubu bawel banget minta ikut. Dia mau makan kue katanya, ya udah gue ajak juga sekalian sama si Ruru," bisik Zweitson, Fenly hanya geleng-geleng kepala.

Kemudian secara tiba-tiba Nissa menggandeng tangan Fenly. "Yukk!"

"Harus gandengan?"

"Ihh Fenly.. Udah pas ini kita pasang-pasangan," kata Nissa

Zweitson dan Fenly melihat sekeliling untuk melihat siapa saja yang hadir saat ini. Benar kata Nissa, mereka sudah pas berpasang-pasangan. Tapi ini bukan acara dimana mereka harus datang berpasang-pasangan. Lantas dengan segenap rasa cueknya, Zweitson melenggang pergi lebih dulu.

"Eh emang lo yakin ini tempatnya?!" tanya Jenny

"Iya bener! Buruan ah, udah laper gue!" Mendengar itu, Jenny hanya tertawa kecil.

Sampai di kos-an Beni, Reva dibuat tidak percaya bukan main. Niatnya memanas-manasi Fajri dengan sesuatu yang romantis, mewah dan memorable itu harus kandas saat melihat kamar kecil Beni yang di hias dengan seadanya saja.

SONBU || Zweitson UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang