#8 Bertemu Deta

181 36 3
                                    

Malam ini Ricky memutuskan untuk menginap di rumah Zweitson karena ayahnya sedang dinas keluar kota. Ia tidak mau berada di rumah sendirian. Walau ia sangat merindukan sosok Mama, tetap saja ia tidak mau melihat sosok Mama seperti kemarin. Itu hanya akan semakin membuat dirinya terpuruk.

Mereka makan malam dengan lauk seadanya. Ibu Naisa meminta maaf kepada Ricky karena tidak bisa menyiapkan makanan yang enak. Hal itu justru membuat Ricky lebih tidak enak lagi. "Ih ya ampun tante Nai, gapapa kok. Masakan tante Nai walaupun sederhana tapi rasanya, beuh mantap betul," kata Ricky

"Setuju!" saut Zweitson

"Iya sih enak, tapi bosen. Rick! Gofood gih," pinta Fiki

"Akhlakless banget nih anak satu!" kesal Zweitson

"Ya udah gue gofood buat lo doang. Awas lo makan masakan tante Nai yaa," kata Ricky

"Ricky segala pake di turutin lagi," kata Naisa

"Gapapa tante, besok-besok Fiki gak usah dimasakin. Biarin aja mati kalaparan," kata Ricky sambil memesan makanan kesukaan Fiki. Sementara Fiki seperti tidak mendengar percakapan itu karena matanya fokus pada ponsel Ricky yang memperlihatkan foto makanan kesukaannya.

Samar-samar Zweitson mendengar suata tawa dari arah kamarnya. Apa dia belum mematikan televisi di kamarnya? Pikirnya. Kemudian ia pergi ke kamar untuk memeriksa, namun tidak ada yang aneh. Hanya saja boneka Bubu tergeletak di lantai dan kembali ia letakan di kasur.

Zweitson kembali ke meja makan. "Rick! Lo beli Bubu di jaga baik-baik kek, masa lo geletakin di lantai," kata Zweitson

"Hah masa? Perasaan tadi gue taruh di sebelah Ruru deh," kata Ricky

"Jangan-jangan arwah Seta mainin boneka kalian," kata akhlakless people a.k.a Fiki.

Zweitson langsung menjitak kepala Fiki yang sukses membuatnya meringis kesakitan. Ngomong-ngomong soal Seta, Zweitson jadi mengingat sahabat masa kecilnya, Deta. Apa kabar dengannya saat ini? Apakah persidangannya lancar?

Fiki bak reporter langsung menjabarkan bagaimana perkembangan kasus Deta yang akhirnya mencapai keputusannya. Deta dinyatakan bersalah dan terbukti benar bahwa Deta dalam pengaruh obat-obatan terlarang saat membunuh anggota keluarganya.

"Dia pake narkoba?" tanya Ricky

"Iya. Kayaknya dia salah bergaul deh. Ricky kamu jangan ajarin Zweitson yang gak baik ya. Awas sampai tante lihat kamu beli narkoba dan lain-lain," kata Naisa

"Iya tante Nai yang cantik," kata Ricky yang sukses membuat Naisa tersipu malu.

"Ricky di sekolah pasti tipe-tipe siswa badboy gitu ya," tebak Naisa

"Pfft badboy? Sadboy kali Bu hahaha," kata Zweitson

"Bibi gak khawatirin pergaulan Fiki?" tanya Fiki dengan wajah memelas

"Enggak!" jawab Naisa singkat, padat dan jelas.

Ricky dan Zweitson tertawa puas melihat Fiki terabaikan. Sudah sepantasnya ia mendapat ganjaran dari sikap kurang ajarnya sedari tadi. Membicarakan soal Deta membuat Ricky ingin bertanya sesuatu padanya. Mungkin Deta bisa membantunya menjauhkan Zweitson dari rencana jahat trio Sengilhan.

─o─

Shandy, Farhan dan Gilang pergi ke sebuah penjara tempat Deta tinggal mulai saat ini. Sebenarnya mereka sedikit takut ketika harus masuk ke penjara yang mungkin suatu hari akan memenjarakan mereka juga. Tapi demi hal itu tidak terjadi, mereka harus memberanikan diri.

SONBU || Zweitson UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang