#48 Rencana Selanjutnya

118 35 4
                                    

Tidak ada yang tidak Rezki (Tuan Zakno) ketahui, terlebih tentang Ruru dan Bubu. Dia lah alasan kenapa mereka berdua memiliki kehidupan, tidak mungkin ia tidak tahu mengenai kedua makhluk itu. Saat ia melihat Ricky membawa boneka Bubu pulang, saat itu ia menyadarinya.

Kini dua boneka itu ia letakan di dalam jeruji besi mini yang khusus untuk mereka. Bubu dan Ruru masuk tanpa perlawanan, karena mereka tidak ingin menunjukan wujud asli mereka. Tapi tetap saja hal itu membuat mereka bingung. Untuk apa Rezki mengurung mereka kalau ia tahu mereka hanyalah sebuah boneka?

"Bangun, saya tahu kalian hidup." Ternyata dugaan Ruru dan Bubu benar.

"Terimakasih selama ini kalian sudah menjaga Ricky," kata Rezki kemudian pergi meninggalkan mereka.

Sebelum Rezki pergi, ia menyerahkan kunci kurungan mereka kepada seseorang. Dari tempatnya berdiri, Ruru dan Bubu tidak bisa melihat wajah orang itu kecuali Rezki pergi dari hadapannya. Lalu saat Rezki benar-benar pergi, wajah Tama terpampang nyata, membuat Ruru tak menyangka dengan keberadaannya.

"Tama?"

Tamangga tidak bohong saat ia mengatakan akan bertemu dengan Ruru seminggu lagi sejak pertemuan pertamanya di kamar kosnya. Sesuatu yang harus ia lakukan adalah ini. Agar ia bisa kembali bersama Ruru, ia harus membantu Rezki yang berjanji padanya akan memberikan Ruru sekaligus Bubu kepadanya.

"Gimaka kalo sekarang? Udah ada keinginan untuk balik ke Tama?" tanya Tama

"Ta-tapi gak gini Tama. Ada jalan yang lebih baik tanpa menyakiti Kak Soni atau siapa pun."

"Apa? Gimana? Coba jelasin ke Tama jalan yang lebih baik itu gimana? Gak ada jalan baik yang bisa Ruru ambil dengan takdir hidup Ruru."

Jujur Ruru sakit hati mendengarnya. Dia kecewa sekecewa-kecewanya kepada Tama. Ia tidak mengharapkan Tama akan berubah menjadi sosok seperti ini. Namun kemudian ia tersadar bahwa dirinya lah yang membuat Tama seperti ini. Mungkin di masa depan ia akan membuat Zweitson seperti ini juga.

"Ayo kembali ke Tama dan kita pergi dari sini. Tama tahu kesialan yang Ruru bawa gak akan hilang, tapi kita bisa bawa Bubu juga. Kita tinggalin semua yang ada disini."

Bubu yang mendengar itu jelas khawatir. Dia tidak ingin meninggalkan Zweitson. Dia ingin bersama Zweitson apapun yang terjadi. Jadi dia terus membuat Ruru agar tidak mendengarkan perkataan Tama.

"Emangnya Zweitson masih mau nerima Ruru setelah tahu kalau Ruru pembawa sial?" tanya Tama yang sukses membuat Ruru semakin memihak ke Tama.

"Ruru jangan dengerin Tama, dia sesat! Ruru inget kan kata Kak Mizone? Dia gak pernah memandang kita sebagai makhluk yang kayak gitu. Dia tetap nerima Ruru, gak kayak Tama yang buang Ruru waktu itu, iya kan?"

"Lo mending diem kalau gak tahu masa lalu gue sama Ruru kayak gimana. Gue juga awalnya gak ngebuang Ruru, tapi akhirnya apa? Mungkin Zweitson juga akan seperti itu."

"Enggak! Kak Mizone itu beda! Dia cuma perlu waktu untuk menerima Ruru kembali. Ruru please jangan dengerin Tama." Kini Bubu memohon sampai menangis. Ia benar-benar tidak mau berpisah dengan Zweitson.

Ruru lama diam. Dia masih menangis, entah karena kecewa, sedih, marah atau perasaan lainnya yang kini menelan hatinya. Dia kecewa dengan Tama, sedih dengan takdir hidupnya, dan marah pada setiap kejadian yang menimpa Tama dan Zweitson.

Dia tahu Tama dan Zweitson berbeda. Zweitson jauh lebih baik, karena kini ia punya kekuatan untuk tahu apa yang di pikirkan mereka berdua.

Zweitson meskipun sedang marah dan kecewa, dia tetap tidak ingin membuat Ruru merasa bersalah. Sementara Tama jelas-jelas membeberkan fakta takdir hidup pahitnya tanpa memikirkan perasaannya. Jadi Ruru tidak mau menyakiti Zweitson sedikit pun.

SONBU || Zweitson UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang