#20 Menuju Bahagia Versi Farhan

160 38 2
                                    

Fenly duduk di meja belajarnya sambil memperhatikan flasdisk yang ia putar-putar di antara jari jempol dan telunjuknya. Sepertinya dia sedang berpikir, apa rekaman ini harus di berikan ke Farhan atau tidak? Untuk terakhir kalinya, ia memeriksa lagi isi rekaman itu. Semoga Farhan tidak membanting laptopnya saat melihat ini.

Setelah ia mengangguk pasti, ia mengambil ponselnya dan menghubungi Farhan via whatsapp.

👤Banghan

Bang, gue udah dpt rekamannya|

|Kok cepet?

Gue join ke dlm penyelidikan Zweitson |
Mau gak mau rekaman itu |
pasti gue harus tau kan?

|Penyelidikan apa?

Ya itu, dia gk prcya Ricky bunuh diri|

|Sumpah gue gtw apa" soal kematian Ricky

Iya, gue tau bang|

|Ya udah, besok kita ketemu di kantin ya

Okey|

Setelah menghubungi Farhan, Fenly mendengar keributan dari lantai bawah. Lalu ia turun untuk memeriksa apa yang membuat keributan itu. Ternyata ayahnya pulang dengan keadaan mabuk. Sudah di pastikan malam ini ia melakukan makan malam tim karena berhasil menyelesaikan sebuah kasus.

Ayahnya adalah seorang jaksa. Dia juga yang menuntut Deris dengan hukuman 10 tahun penjara, padahal ia bisa memenjarakan Deris seumur hidup. Ia sengaja menghilangkan bukti-bukti yang ia temukan sehingga dengan kurangnya bukti tersebut, hakim memutuskan untuk memenjarakannya selama 10 tahun.

Untuk kematian Mama dan Kak Christie, ayahnya tidak tahu sama sekali. Bahkan ayahnya ini mencari bukti kesana-kemari sampai lupa makan, tapi ia tidak bisa melihat pembunuhnya ada di depan mata.

Malam itu, Mama dan Papa bertengkar hebat. Mama mengadu soal Deris yang berusaha memperkosa dirinya dan Kak Christie, tapi Papa sama sekali tidak percaya. Sampai suatu hari, Mama menemukan bukti yang seharusnya membuat Papa bisa percaya. Tapi, Mama dibunuh.

Flashback on

Saat itu Papa masih berada di kejaksaan dengan segala tumpukan berkas kasus miliknya. Ia sama sekali tidak mau mengangkat telepon dari rumah karena masih marah perihal tuduhan Mama. Deris membunuh Mama dengan menjatuhkannya dari lantai dua lalu dengan sengaja menjatuhkan lampu gantung ke tubuh Mama.

Christie dan Fenly saat itu sedang bersembunyi di kamar tamu, tapi Deris berhasil menemukannya. Sama seperti Lutfi yang mengorbankan hidupnya untuk Farhan, Christie juga mengorbankan hidupnya untuk Fenly. Dari celah persembunyiannya, Fenly bisa melihat bagaimana kakaknya itu di tusuk berkali-kali hingga tewas di tempat.

Sebelum Deris melangkah ke tempatnya bersembunyi, Papa datang sangat terlambat. Ia jelas-jelas melihat Deris membawa pisau dan berjalan menuju lemari yang di dalamnya ada Fenly, tapi apa yang Papa katakan?

"Kak Deris gak apa-apa?"

Mama sama Kak Christie mati Pa! Dia yang bunuh!

Lalu detik berikutnya Papa berkata, "Istri dan anak aku kenapa?" dengan raut wajah menderita bukan main. Wajahnya berkata jujur, dia memang menderita anak dan istrinya meninggal secara tragis seperti itu. Tapi kenapa ia tidak bisa melihat siapa pembunuhnya?

SONBU || Zweitson UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang