#11 Kehidupan Yang Merenggut Kehidupan Lain

174 39 0
                                    

Bertahun-tahun yang lalu, yang entahlah Ruru juga tidak tahu kapan. Ia pernah hidup bersama seorang anak laki-laki yang sangat menyayanginya. Saat itulah untuk pertama kalinya ia mendapatkan kehidupan. Masih menjadi misteri kenapa ia yang merupakan sebuah boneka di berikan kehidupan.

Dari yang ia tahu, anak laki-laki dengan nama Tamangga itu terlalu menggemaskan saat ia sedang bahagia. Hampir setiap hari Ruru bisa melihat wajah menggemaskan itu.

Sampai akhirnya, kesialan mendatangi keluarga Tamangga. Wajah menggemaskan Tamangga kian hari makin pucat. Keceriaan anak itu 100% berubah drastis menjadi sosok yang pendiam. Dimulai dari kebangkrutan usaha sang ayah, rusaknya reputasi sang ibu sampai sesuatu yang disebut kesendirian menyapa Tamangga melalui kepergian orang tuanya.

Dimasa-masa sulit itu, Ruru selalu bersama Tamangga. Tak pernah sekali pun ia melepaskan pandangannya pada anak lelaki yang sedang rapuh itu. Sampai suatu hari, Tamangga menyadari bahwa Ruru lah penyebab semua kesialan yang terjadi.

Karena terlalu menyayangi Ruru, Tamangga meminta ayahnya berinvestasi pada sebuah perusahaan yang ia duga sebagai tempat terciptanya Ruru yang tengah diambang kebangkrutan─yang sialnya malah membuat usahanya ikut merosot. Kemudian ia meminta sang ibu membintangi sebuah acara yang berhubungan dengan makhluk asing yang lucu─yang secara tidak langsung mengingatkannya pada Ruru. Sialnya, entah kenapa ibunya selalu disalahkan atas apa yang ia lakukan. Katanya tidak sesuai dengan karakternya.

Dan yang terakhir, yang paling Tamangga sesali adalah ketika ayah dan ibunya meminta untuk pergi piknik bersama. Sayangnya saat itu Ruru masih bertengger di jemuran dalam keadaan basah, sehingga tidak bisa ikut bersama mereka.

Tamangga tidak mau pergi tanpa Ruru dan memutuskan untuk menonton TV saja dirumah. Karena hal itu, orang tuanya pergi mengurus hal lainnya di sebuah gedung apartemen milik temannya yang sialnya hari itu terjadi aksi terorisme dan menjadikan mereka berdua sebagai korban bersama banyak orang lainnya.

Harusnya Tamangga menyadari itu sejak awal, tapi dengan bodohnya ia selalu ingin mempertahankan Ruru. Sampai suatu hari, keputusannya untuk meninggalkan Ruru sudah bulat. Dengan pasti ia meninggalkan Ruru di sebuah taman bermain yang sudah tidak terpakai lagi. Tapi siapa sangka, setelah beberapa tahun, taman bermain itu beroperasional seperti layaknya taman bermain pada umumnya.

Tidak ada perubahan signifikan dari taman itu yang berarti Ruru masih berada disana. Disebuah rumah pohon dengan kayu jati yang memang terkenal dengan kekuatan dan ketahanannya. Bertahun-tahun ada disana, Ruru pikir tidak ada yang akan menemukannya. Sampai akhirnya Zweitson menemukan dirinya dan membawanya pulang dengan penuh kasih sayang. Bahkan mereka membuat kenangan manis bersama Wijaya.

Ruru senang, tapi ia juga takut kesialan itu akan datang. Dan benar saja, ia merenggut kehidupan Wijaya. Ruru berniat pergi setelah Wijaya menyatu dengan kesunyian abadi di bawah sana, tapi setiap malam Zweitson selalu memeluknya seolah berkata jangan pergi. Zweitson menyimpannya sampai saat ini karena kenangan indahnya bersama Bapak melibatkan Ruru.

Alih-alih menceritakan itu pada Zweitson, Ruru hanya menggelengkan kepala persis seperti apa yang ia lakukan dulu pada Tamangga saat ditanya perihal kehidupannya.

Ruru tidak berbohong saat mengatakan ia tidak tahu, karena memang sampai saat ini ia tidak tahu kenapa ia diberikan kehidupan. Kehidupan yang suatu hari merenggut kehidupan lainnya. Saat ia pikir ia satu-satunya makhluk hidup bak malaikat maut, Bubu datang menghadirkan tanda tanya besar dalam kepalanya. Apakah Bubu dan dirinya sama?

"Wow impressive."

''Hah?'' Ruru bingung. Ia hanya menggeleng atas semua pertanyaan Zweitson padanya. Apanya yang impressive?

SONBU || Zweitson UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang