#32 Penculikan Fajri

162 35 1
                                    

Fauzan dan Xavier keponakannya sedang bermain berdua di rumah. Ridwan dan istrinya sedang menghadiri acara pernikahan dari sahabat mereka, sementara istrinya sendiri dan kedua orang tuanya sedang pergi ke rumah sakit untuk menjenguk salah seorang kerabat mereka.

Sebenarnya Fauzan juga ingin menjenguk, tapi dia terlambat pulang dari kantor dan berakhir dengan Xavier.

"Kak, aku pamit ya," kata Ara

"Mau kemana?"

"Nginep di rumah temen."

"Udah bilang Umi, Abi belum?"

"Udah, udah di ijinin juga," kata Ara sambil memakai sepatu.

"Fajri mana?" tanya Fauzan

"Tadi sih pamitnya main basket. Tau deh sekarang dimana," jawabnya sambil menyalimi tangan Fauzan dan berlalu pergi.

Fauzan menggeleng lalu tersenyum saat Ara menggunakan tas pemberiannya di hari ulang tahunnya. Padahal tas itu sudah terlihat usang, tapi entah kenapa ia sangat menyukai tas itu. Kemudian pikirannya kembali pada Fajri. Kemana anak itu pergi? Ini sudah hampir magrib.

Fauzan memutuskan untuk menelepon Fajri, namun baru di angkat setelah beberapa kali panggilannya terabaikan.

"Hallo?"

"Dimana?"

"Masih main bang, bentar lagi pulang deh."

"Buruan udah hampir magrib ini!"

"Iyee bawel," kata Fajri kemudian memutus panggilan sepihak.

Emang laknat banget gue punya adik:)

Setelah menelepon Fajri, ia kembali bermain dengan Xavier. Sebenarnya ia bingung harus melakukan apa dengan balita berusia 2 tahun. Dia memang sudah menikah, tapi untuk memiliki anak sepertinya ia belum siap. Sementara Xavier terlihat asik bermain sendiri. Apa kehadirannya di perlukan?

Tanpa banyak berpikir, ia duduk di hadapan Xavier. Siapa tahu ia tertular aura balita Xavier. Namun ternyata tidak, ia malah mendapat telepon dari salah seorang rekannya di kantor polisi. Katanya ada seorang anak yang ingin berbicara dengannya.

"Siapa?"

"Kurang tau juga. Lo ngomong sama dia sendiri deh."

"Halo bang, gue Gilang."

"Gilang anak SMA Nusantara?"

"Iya bang, gue inget sesuatu tentang kematian Ricky," kata Gilang

Mereka langsung membuat janji untuk bertemu besok. Walau Fauzan merasa kematian Ricky tidak ada hubungannya dengan penyelidikan dirinya terhadap bisnis kotor Zakno Corporation, ia tetap merasa ada sesuatu yang aneh.

Kemarin ia menemukan satu keanehan lagi dari CCTV gedung apartemen yang tak jauh dari SMA Nusantara. Gedungnya lebih tinggi dari gedung lainnya dan ada CCTV yang mengarah ke rooftop gedung A SMA Nusantara.

Jaraknya memang cukup jauh untuk merekam apa yang terjadi di gedung sekolah itu, tapi ia bisa melihat Ricky yang saat itu ingin keluar melalui pintu rooftop, namun tiba-tiba langkahnya terhenti.

Ricky kembali membalikan tubuhnya seolah ada yang memanggil dirinya dari arah belakang, lalu ia berjalan menuju orang itu. Tapi siapa dan kemana Ricky pergi setelah itu tak terlihat lagi di CCTV karena di tutupi oleh gedung-gedung lainnya.

Dia yakin ada orang lain di sekitar Ricky saat itu, tapi dia tidak terlihat keluar atapun masuk melalui pintu di rooftop. Apa dia terbang? Tidak mungkin kan? Kemudian pikirannya di buyarkan oleh Fajri yang mengirim pesan akan menginap dirumah Zweitson.

SONBU || Zweitson UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang