#33 Tidak Sesuai Rencana

152 41 11
                                    

Fajri duduk di kursi kayu dengan tangan dan kaki yang terikat. Untung wajah tampannya tidak di balut karung kotor seperti sebelumnya dan mulutnya juga di biarkan bebas berkicau. Fajri menyanyikan sebuah lagu berjudul Pangeran Tidur.

Gila gila gila tak kusangka ternyata ada yang sejahat dia
Baru lihat langsung gila dapat senyum saja sudah ku langsung merinding
Yang lain jadinya takut
Kamu terlalu gak waras
Semesta berkata kau harus mati
Cukup sudah hatiku menunggu
Penyelamat hidupku

"Berisik anjir!" pekik Shandy

"Suaranya bagus kok Sen," kata Gilang

"Liriknya ngeselin anjing!" kata Shandy

Lalu secara tiba-tiba dari arah luar terdengar suara mobil yang datang. Itu Tuan Zakno. Kemudian Shandy langsung berlari keluar untuk membukakan pintu mobilnya. Dandi juga ikut bersama Tuan Zakno, lalu dari kursi depan Joshua juga menampakan eksistensinya.

Mereka berjalan masuk dan duduk di hadapan Fajri. Kemudian Tuan Zakno menelepon Fauzan untuk memberitahu lokasi tempat ini kepada Fauzan. Sebelumnya Gilang memberikan alamat palsu untuk mempermainkannya sedikit.

Sementara itu di rumah Zweitson, Fenly meloncat senang karena ponsel Tuan Zakno akhirnya menunjukan pergerakan. Dia menelepon Fauzan dan menyuruhnya untuk datang menyelamatkan Fajri. Lalu mereka kompak saling menatap dan mengangguk.

Flashback on

"Kak Aji tunggu!" Bubu tiba-tiba menampakan wujudnya pada Fajri. Tidak masalah satu orang lagi mengetahui keberadaannya. Ia tidak mau Fajri terluka.

Dari pada menjelaskan keberadaan Bubu, mereka lebih memilih untuk membahas rencana pelenyapan Fauzan dan Fajri yang sempat Bubu dengar saat berada di rumah Gilang.

Lalu mereka membuat sebuah rencana untuk menangkap basah Tuan Zakno. Fajri akan dengan senang hati diculik oleh mereka dan yang lain menunggu pergerakan dari ponsel Tuan Zakno untuk mengetahui lokasi Fajri. Fajri harus terus mengulur waktu sampai polisi tiba.

"Oke, tapi bisa jelasin gak ini si Puyunghai kenapa bisa hidup?"

"Ruru juga hidup kak," saut Ruru

"Ya pokoknya ini tuh salah satu dari 7─eh 8 deng. Salah satu dari 8 keajaiban dunia," kata Fiki

"Tapi kok bisa? Segala sesuatu di dunia ini tuh pasti ada alasannya tau gak?" kata Fajri

"Tapi gak semua bisa dijelaskan dengan logika," kata Fenly

"Tapi guys, kalo misalkan kita gagal mengetahui lokasi Fajri gimana?" tanya Zweitson

"Nanti Ruru ikut deh di tas Kak Aji. Sisanya Ruru yang ngurus, tenang aja pokoknya beres!" kata Ruru dengan pedenya. Lagi pula sekarang ia punya kemampuan membaca pikiran manusia, jadi dia akan selalu tahu apa yang akan di lakukan orang-orang itu.

"Oke." kata Zweitson yang membuat Ruru merasa sedih. Pasalnya Zweitson tidak memperlihatkan kekhawatiran padanya sama sekali. Ruru tidak tahu saja bahwa Zweitson memang seperti itu. Dia tidak menunjukan perasaannya di depan orang lain. Dan tentu saja Zweitson mengkhawatirkan Ruru.

Flashback end.

Zweitson, Fiki dan Fenly berangkat menuju lokasi Fajri. Namun, mereka masih belum mendengar kabar dari Ruru. Zweitson tampak khawatir selama dalam perjalanan dan Bubu berusaha untuk menenangkan Zweitson.

"Ruru pasti baik-baik aja. Kak Mizone gak usah khawatir," kata Bubu

"Setidaknya berkabar kek! Bikin khawatir ajaa!" Kesal Zweitson

SONBU || Zweitson UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang