#3 Seni Tidak Berguna?

227 40 1
                                    

Di rumah sederhana milik keluarga Bapak Wijaya, alunan nada piano yang indah tercipta dari jari-jemari Fiki. Ibu Naisa yang sedang mengadon adonan donat, termanjakan oleh alunan-alunan indah itu. Setelah donat yang ia buat sudah jadi, ia langsung mengemas dan berkeliling untuk berjualan donat buatannya.

"Fiki! Bibi berangkat dulu ya, nanti kalo laper tinggal panasin lauk di meja makan! Kasi tau Zweitson juga kalau dia udah datang!" teriak Ibu Naisa sambil berjalan keluar rumah

"Oke, siap Bi!" saut Fiki dari dalam kamar

Setelah Ibu Naisa pergi, alunan piano dengan vibe ceria seketika berubah sendu. Sebuah lagu rindu Fiki nyanyikan dengan piano sebagai instrumennya.

Jauh...
Jarak pisahkan kita tuk rindu sendiri
Sendiri...

Sebuah lagu milik UN1TY dengan judul lagu "Restu Waktu" Fiki nyanyikan dengan penuh penghayatan. Matanya memandang ponselnya yang sedang menunjukan wajah seorang gadis melalui vidio call.

Dan bila memang tak bisa
Tanpa layar genggam tangganmu
Bersabarlah haa~
Sampai temu dapat restu dari waktu

Sebuah lagu yang relate dengan hubungan yang sedang mereka jalani sukses membuat mereka menghela nafas di akhir lagu tersebut. Ya, mereka menjalani hubungan jarak jauh atau sering di sebut LDR, lelah disiksa rindu. Itulah situasi hubungan mereka saat ini. Sungguh mereka sudah lelah dengan rindu yang menyiksa ini.

"Kapan kita bisa ketemu?" tanya gadis itu

"Nanti libur semester, aku janji aku bakal pulang," kata Fiki

"Halah bohong! Semester lalu kamu juga bilang mau pulang, tapi nyatanya? Pembohong!"

"Astaga kali ini gak bohong sayang."

"Terus yang kemarin bohong berarti? Kamu bilang ada kegiatan sekolah itu bohong berarti?"

"I-itu bener juga. Aku ga pernah bohong kok. Aku janji liburan semester ini aku pulang. Pasti! Aku kanget banget sama kamu sayang," kata Fiki

"Uweekkkkk" Tanpa Fiki sadari, Zweitson sudah berdiri di depan pintu kamarnya. "Bucin!" ledeknya.

"Biarin! Dari pada lo jomblo, wle😝" Fiki balas meledek

"Mohon maaf, gue mah jomblo happy," kata Zweitson

"Apaan happy?! Muka penuh tekanan gitu!" kata-kata Fiki sukses menampar diri Zweitson

"Mentang-mentang badan bongsor, awas kualat lo sama lebih tua!" kesal Zweitson kemudian pergi tanpa menutup pintu kamar Fiki.

"Ish! Pintunya tutup lagi!"

Terpaksa Fiki bangun dari pembaringnya karena Zweitson tak kunjung kembali menutup pintu kamarnya. Pintu tak bersalah itu kemudian di banting oleh Fiki hingga membuat seluruh dinding rumah bergetar. Lukisan yang tertempel di depan pintu kamarnya pun sampai terjatuh ke lantai.

"Jail banget sih lo!" kata Ricky sambil tertawa. Sejak tadi dirinya berada di ruang tengah mendengarkan mereka berdebat.

"Biarin! Dia juga nyebelin," kata Zweitson

"Tante Nai kemana?" tanya Ricky

"Biasalah paling juga jualan donat."

"Oh iya! Donat tante Nai itu enak banget sumpah! Gue suka, nanti beli ah!"

Zweitson hanya mengangguk setuju dengan Ricky. Masakan ibunya selalu nomor satu dari daftar makanan dan minuman favorit Zweitson. Kemampuan memasak ibunya pun menurun padanya. Zweitson sangat pandai memasak.

SONBU || Zweitson UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang