#50 Bahagia Versi UN1TY (END)

108 36 4
                                    

Di ruangan rahasian itu, Bubu berusaha membuka kurungan mereka. Sementara Ruru hanya duduk diam dengan tatapan kosong. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Ia ingin pergi dari hidup Zweitson agar Zweitson tidak pernah sial lagi selama hidupnya. Tapi jika dia pergi dengan Tama, maka Tama yang akan tertimpa kesialan lagi.

"Ruru bantuiiinnnnn! Kita harus keluar dari sini!" Tapi Ruru masih diam mematung. "Ruruu. Ruru gak akan ngelakuin itu kan? Jangan yaa? Kak Mizone gak akan suka. Kita fokus aja untuk keluar dari sini. Yang lainnya kita pikirin nanti yaa?" Namun Ruru tetap mengabaikannya.

Kemudian pintu belakang terbuka, bahkan Ruru dan Bubu tidak tahu sama sekali bahwa ada sebuah pintu disana. Mereka juga ragu Tama mengetahuinya. Karena kalau dia tahu, dia bisa saja keluar dari sana saat polisi datang. Tapi saat itu dia berada disini bersama mereka.

Ternyata yang datang adalah Tuan Zakno. Dengan pistol di tangannya, dia menembak gembok yang mengunci kurungan mereka. Bubu berteriak karena mengira dirinya yang akan tertembak, tapi Ruru tahu apa yang sedang Tuan Zakno pikirkan.

"Jadi gimana? Kamu sudah memutuskan?" tanya Tuan Zakno pada Ruru.

Ruru yang saat itu membaca pikirannya langsung tahu betapa inginnya Tuan Zakno membunuh Bi Yanti. Tapi jika dia membunuh dengan tangannya sendiri, maka ia menentang prinsip hidupnya. Ruru tahu itu, tapi ia tidak tahu harus melakukan apa.

"Setelah itu kamu bisa melawan takdir mu sendiri," sambung Tuan Zakno.

"Kenapa Om tahu banyak soal kita? Dan tahu dari mana?" Bubu bertanya.

"Pencipta kalian?" lalu Tuan Zakno tersenyum "Gimana?" tanya Tuan Zakno sekali lagi.

Lalu tanpa mengatakan apapun, Ruru berjalan menuju jeruji besi yang memenjarakan Yanti. Dua orang pria yang sejak kemarin menyiksanya kini mulai menyiksanya lagi. Yanti masih hidup sampai saat ini karena kehadiran sebuah boneka lagi yang mirip dengan Bubu. Saat Ruru mendekatinya, boneka itu hidup. Namun, boneka itu tidak bisa kemana-mana karena terikat disana. Ruru melepaskan ikatan itu dan makhluk itu berlari meninggalkan tempat menakutkan ini. Dan tepat saat itu, Yanti menghembuskan nafas terakhirnya.

Tubuh Ruru bersinar selama beberapa menit. Lalu Ruru menatap Bubu yang mundur perlahan karena takut dengan tatapan Ruru yang mengintimidasi.

"Ru-Ruru. Ruru jangan. Bubu takuutt," katanya saat akhirnya ia tersudut di dinding.

"Bubu jaga Kak Soni baik-baik ya," kata Ruru kemudian Ruru membunuh dirinya sendiri.

Bubu bingung dengan apa yang terjadi. Kenapa Ruru membunuh dirinya sendiri bukannya Bubu? Namun setelah memikirkannya kembali, Bubu menangis sejadi-jadinya dan memeluk Ruru yang kini akan selamanya berbentuk sebuah boneka.

Ruru memang melawan takdirnya. Selain sebagai bentuk kesialan, menjadi makhluk abadi juga adalah takdirnya. Jadi Ruru memilih untuk melawan takdirnya menjadi makhluk abadi.

Tuan Zakno melihat kejadian itu kemudian tersenyum kecut. Lalu dia memutuskan untuk keluar dari ruangan itu dan menemui Ricky.

Zweitson yang di todongkan senjata tidak bisa berkutik, sementara Ricky yang semulanya duduk di lantai kini berdiri tegak. Gilang hanya bisa terpaku di tempat dan rokok di tangannya terjatuh ke lantai. Mereka bingung kenapa Tuan Zakno bisa ada di dalam sana.

Disisi lain Dandi dan Shandy bersama dengan beberapa beberapa bodyguard Tuan Zakno datang dengan persenjataan militer seakan mereka akan menangkap penjahat paling kejam di dunia. Saat mereka masuk ke dalam villa, mereka mendapati Tuan Zakno menodongkan pistol ke kepala Zweitson.

Di luar dugaan Dandi dan Shandy.

"Pa..." lirih Ricky

"Papa Ricky mohon, Ricky gak mau kehilangan orang-orang yang Ricky sayang, Pa!"

SONBU || Zweitson UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang