Sedah hampir 8 tahun Zoya merantau di kota orang, bukan merantau diusir lebih tepatnya. Zoya diusir karena telah memalukan keluarga besar soal kehamilannya tanpa suami. Zoya hamil saat lulus SMA saat dirinya berumur 17 tahun. Diumur segitu Zoya harus mampu menghidupi dirinya sendiri dan calon anaknya.
Lebih mirisnya pria yang tidak mau bertanggung jawab adalah sahabatnya sendiri. Arfan Arjuna Mahavir namanya, Zoya dan Arfan bersahabat sejak kecil. Dimana ada Zoya pasti akan ada Arfan begitupun sebaliknya. Rumah mereka bahkan bersampingan, kamar mereka juga bersampingan hanya terpisahkan 2 tembok saja.
Seiring berjalannya waktu mereka beranjak remaja, pergaulan yang salah menjerumuskan mereka. Zoya dan Arfan terlibat friendzone with benefit. Mereka berdua mencari kepuasan, kepuasan yang tidak bisa didapatkan remaja seperti mereka yaitu sex. Mereka sering melakukannya entah di rumah Zoya atau rumah Arfan, hotel dll. Tentunya dilakukan saat ada kesempatan. Sampai akhirnya salah satu benih Arfan menjadi janin di rahim Zoya.
Flashback On
"Fan, aku hamil" ucap Zoya
"Hah! Bukannya kita selalu pakai pengaman? Udah dicek?" tanya Arfan
"Udah pakai testpack, 3 minggu lalu tanpa pengaman Fan dan stock obatku habis. Bagaimana ini?" tanya Zoya yang tampak kebingungan.
"Kita cek ke dokter kandungan" ucap Arfan
Benar saja omongan Zoya, dia dinyatakan hamil dan usia kandungannya mulai memasuki bulan kedua. Arfan tanpa ekspresi mendengar penjelasan dokter. Zoya tampak pucat pasi, tangannya dingin. Apa yang harus mereka lakukan? Mereka baru lulus SMA masa depan mereka masih panjang.
"Zo, kita gugurin saja. Masa depan kita masih panjang, aku juga akan berangkat ke luar negeri. Kamu juga akan kuliah kedokteran bukan" ucap Arfan
PLAK
Tamparan keras mendarat di pipi sebelah kanan Arfan."Gila kamu Fan, hiks dia anak kamu. Gampang banget kamu nyuruh gugurin hiks hiks" ucap Zoya
"Terus bagaimana? aku harus tanggung jawab? Merelakan semua mimpiku hah! Membuang kesempatan kuliah di universitas impianku?" teriak Arfan didepan wajah Zoya.
"Iya Fan! Hiks aku juga merelakan semua mimpiku. Kita sama! Hiks"
"Setidaknya jika berbuat dosa jangan tambahkan dosa lagi Fan. Dimana hati nurani kamu?" tanya Zoya
"Terserah, tapi aku tidak akan tanggung jawab. Bayi itu adalah penghalang bagi aku Zo! Aku tidak pernah mengharapkan dia hadir, karena kehadiran dia adalah sebuah kesalahan besar!!" Arfan mengakhiri ucapannya lalu pergi meninggalkan Zoya yang menangis tersedu-sedu.
"Aku juga ingin meneruskan kuliahku Fan, hiks" ucap Zoya lirih
Zoya memilih untuk menenangkan diri, sembari memikirkan bagaimana tanggapan keluarganya jika kalau tahu dia hamil. Apa Zoya harus pergi dari rumah? atau harus jujur. Setelah dirasa sudah membaik Zoya memutuskan untuk pulang. Langkahnya berat untuk terus masuk ke dalam rumah megah orang tuanya.
"Zoya pulang" teriak Zoya berpura-pura seolah tidak terjadi sesuatu. Terlihat semua orang berkumpul di ruang tengah.
Tap
Tap
TapPLAK
Zoya terhuyung-huyung mendapat tamparan dari Papanya."Kena--" omongan Zoya terpotong
"DASAR ANAK YANG NGGAK TAU DIUNTUNG!!" teriak Heri
"JADI KELAKUAN KAMU KAYA GINI HAH! JADI PELACUR! TIDUR SAMA SIAPA SAJA KAMU HAH!" Ucap Heri sembari melempar alat kontrasepsi, pil dan testpack kearah Zoya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED (Complete ✔)
General FictionDiperuntukan untuk 15+ Maaf tidak sesuai harapan kalian yang baca tapi yang pasti sesuai judul "UNEXPECTED" *DILARANG PLAGIAT!* Spoiler On "Terserah, tapi aku tidak akan tanggung jawab. Bayi itu adalah penghalang bagi aku Zo! Aku tidak pernah meng...