Target 10+ komenan di CH ini, thanks you. Biar author bersemangat. Spam kuy
..
.
Semakin malam makin banyak tamu yang datang, kali ini ada rombongan Ibu-ibu Persit. Zayn dan Friska makin sibuk menyambut para tamu, Zoya sendiri sedang mengistirahatkan tubuhnya di gazebo samping rumah. Mengamati pemandangan orang yang tengah berbincang di dalam rumahnya."Kalian telihat sangat dekat" pernyataan keluar dari mulut Mega yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya. Wanita itu mengeluarkan hasil pengamatannya mungkin.
"Siapa dengan siapa?" tanya Zoya
"Kamu dan Arfan, suamiku" ternyata arah pembicaraannya tentang dia dan Arfan.
"Btw aku tau saat kamu berkunjung ke rumah mertuaku"
"Oh itu"
"Aku dan suamimu itu sahabat sedari kecil" Zoya hanya menjawab itu saja. Dia sedang tidak ingin membahas lebih banyak cerita masa lalunya.
"Tapi kedekatan kalian apakah normal?" tanya Mega
"Maksud kamu?" tanya Zoya
"As a bestfriend hubungan kalian sangat-sangat terjalin dengan baik. Padahal tidak ada hubungan dua orang yang gendernya berbeda hanya pure sahabat" ucap Mega
"Suami kamu tidak bercerita tentangku?" tanya Zoya
"Nope"
"Yang pasti kami saling mengenal lama lebih dari hubunganmu dengan Arfan. Baik, buruknya kami berdua saling tau. Hanya sebatas sahabat" Zoya tersenyum kepada Mega agar wanita itu tidak semakin penuh tanya padanya.
"Jika kamu mau tau lebih lanjut tanya saja pada Arfan, ada hal yang mungkin harus kamu tau darinya sendiri" ucap Zoya
Setelah mengatakan hal itu Zoya langsung pergi, dia masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Sengaja membuat Mega agak penasaran agar bertanya-tanya kepada suaminya. Mungkin wanita itu hanya tau kalau Zoya adalah sahabat kecil Arfan, tidak ada yang aneh. Tentu hubungan friendzone with benefit hanya diketahui oleh Tuhan, Zoya, Arfan, author dan (para readers Unexpected).
Dia tidak tahu kenapa Arfan tidak menceritakannya kepada sang istri. Setidaknya istrinya harus tau tapi terserah Arfan, malah itu membuat Zoya tidak dirugikan. Lebih baik Mega hanya cukup tau sebagai seorang sahabat saja. Memasuki rumah dia disambut dengan tangisan Erlan yang terdengar nyaring.
"Zo, tolong gendongin Erlan. Sedari tadi rewel enggak mau ditidurkan di box" ucap Friska
"Oke Mbak, bentar aku cuci tangan dulu"
Digendongnya Erlan dengan perlahan, sepertinya keponakannya itu mulai bau tangan alias ingin digendong mulu. Mungkin tangan yang menggendong lebih hangat ketimbang selimut yang menutupi. Wajar lah namanya bayi masih merah, mungkin skin to skin menjadi solusinya.
"Kami pamit pulang ya Mbak, terima kasih jamuan dan rendangnya" ucap Aisyah
Akhirnya mereka pulang juga, sebenarnya sudah risih dengan Mega. Wanita itu sedari tadi mengikuti gerak gerik Zoya. Tatapannya serasa masih belum terpuaskan dengan perkataannya tadi, mungkin juga karena wanita itu tidak berani menanyakan lebih lanjut ke Arfan.
"Sama-sama, terima kasih sudah menengok cucuku. Hati-hati di jalan" ucap Astrid mengantarkan keluarga Mahavir ke depan.
"Hati-hati, Arfan nyetirnya jangan ngebut-ngebut"
..
.
Ting
Sebuah WA masuk dari Arfan.AR
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED (Complete ✔)
General FictionDiperuntukan untuk 15+ Maaf tidak sesuai harapan kalian yang baca tapi yang pasti sesuai judul "UNEXPECTED" *DILARANG PLAGIAT!* Spoiler On "Terserah, tapi aku tidak akan tanggung jawab. Bayi itu adalah penghalang bagi aku Zo! Aku tidak pernah meng...