18. Rahasia Mulai Terungkap

10.2K 466 16
                                    

Target 10+ komenan di CH ini, thanks you. Biar author bersemangat. Spam kuy
.

.

.
"Su, jarang amat ke rumah sekarang? Ibu kangen itu" Satria yang baru aja datang langsung menanyakan Zoya jarang datang.

"Iya maaf Bang, lagi banyak kerjaan dan Alen pun les" jawab Zoya

"Gimana sehat kan Ibu dan Rena? Mungkin nanti deh aku ke rumah"

"Sehat kok, bener loh ya. Jangan php"

"Iya Sat, eh eh Rena udah positif belum?" Zoya iseng bertanya karena sudah hampir 2 juga pernikahan Satria dan Rena.

"Udah, topcer kan" jawab Satria dengan memamerkan senyum kebanggaannya.

"Biasa aja tapi selamat ya, mau jadi bapak jangan kebanyakkan petingkah" Zoya mengucapkan selamat dengan tulus.

"eh mau mudik lagi aku. Titip kucing lagi ya Sat"

"Titip kucing mulu perasaan" cibir Satria

"Ya enggak mungkin aku bawa juga kan? Ada yang gratis kenapa harus bayar?" ucap Zoya menampilkan wajah tanpa dosanya.

"Kampret! Oleh-oleh jangan lupa"

"Pamrih amat sih, iya nanti pasti ada"

"Nih uang bunganya, dihitung dulu siapa tau kurang" Zoya menyerahkan segepok uang ke Satria.

"Kalau kurang berarti yang korup kan kamu Su" Satria menghitung uang dari Zoya.

"Sat, mawar premium dong warna putih agak banyakin besok sama hydrangea warna seadanya aja"

"Iya udah aku catet, pamit ya Susu. Jangan lupa nanti ke rumah"

"Iya BangSat, cerewet banget sih"

Setelah dirasa urusan toko sudah selesai, Zoya segera berangkat untuk menjemput Alen. Sudah memasuki waktu pulang anaknya, kebetulan Alen tidak ada les jadi bisa diajak ke rumah Ibu. Anak itu juga beberapa hari lalu ingin berkunjung tapi Zoya masih sibuk bertemu klien.

Mereka pulang dulu ke rumah untuk berganti baju, besok bajunya masih dipakai. Tidak lupa makan siang dan mengistirahatkan badan sebentar. Zoya tau badan Alen capek walau hanya duduk dan berpikir tapi tetap saja itu aktifitas melelahkan.

"Ma" panggil Alen

"Apa sayang? Kok agak diem hari ini?" tanya Zoya

"Jangan marah ya kalau Alen bertanya" wajah Alen menunduk, sepertinya takut menatap mata Ibunya.

"Memang bertanya apa?" Zoya menatap gelagat aneh dari Alen. Memang beberapa waktu ini sikap Alen agak berbeda tapi baru hari ini anaknya menjadi super pendiam.

"Om Arfan itu Papa Alen ya?" badan Zoya membeku mendengar pertanyaan Alen.

"Mama pasti terkejut, Alen tau sendiri kok. Maaf ya Ma Alen lancang menguping pembicaraan Mama" dengan gentle anaknya mengakui kesalahannya menguping pembicaraan Zoya dan Arfan.

"Hiks maafin Mama sayang, Alen enggak perlu minta maaf. Semua ini salah Mama" Zoya memeluk erat tubuh Alen.

"Setiap Alen menatap mata Om Arfan serasa lagi bercermin Ma" air mata Zoya semakin keluar deras. Takut anaknya meninggalkannya sendiri.

"Alen senang? Bisa tau Papa?" wajah Alen juga ternyata memerah, anaknya menangis dalam diam.

"Sedikit, akhirnya Alen tau wajah Papa"

"Alen ingin bersama Papa?" tanya Zoya

"Tentu, setiap Papa datang adalah hal yang paling Alen tunggu"

UNEXPECTED (Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang