25. Mengakui

9K 455 19
                                    

Target 10+ komenan dan 55 vote di CH ini, thanks you. Biar author bersemangat. Spam kuy

Author sengaja publish sekarang karena nanti mau lihat intm. Selamat malam jumat
.
.

.

.
Benar kata Mega keesokan harinya mereka datang berkunjung. Bukan hanya mereka berdua tapi bersama keluarga dari Arfan. Liburan bersama lebih tepatnya ketimbang baby moon kehamilan istri sahabatnya itu, sahabat ya sahabat with benefit.

Untungnya Zoya sudah mandi pagi, tidak lucu kalau mereka datang dia masih compang camping. Para rombongan datang disaat Zoya lagi memasak untuk makan nanti siang. Full team ada Sarah, baby Nia dan sang suami tentu ada Tuan dan Nyonya besar Mahavir juga.

"Alen ke mana sayang?" tanya Aisyah yang menghampiri Zoya di dapur. Sibuk dengan membuatkan minuman untuk para tamu.

"Oh Alen menginap di rumah orang yang sudah menganggap Zoya anak Bun" ucap Zoya

"Kebetulan kemarin Zoya diajak teman ke acara pernikahan, berhubung pasti pulang malam ya aku titipin di sana. Kebetulan Alen juga sudah lama tidak menginap"

"Kemarin Zoya dateng sama pria loh Bun, kebetulan Mega sama Mas Arfan juga datang ke acara itu" kompor mbleduk memang Mega itu, datang-datang membuat masalah saja.

"Namanya Wisnu kalau enggak salah dengar, postur tubuhnya tinggi dan gagah. Sebelas dua belas sama Mas Arfan" Mega masih mendeskripsikan Wisnu dengan sangat detail.

Zoya sedikit mencuri-curi pandang ke Arfan yang duduk di ruang tengahnya. Hanya memastikan bahwa pria itu mendengar pembicaraan para wanita di dapur. Raut mukanya berubah jadi masam, kurang lebih sama seperti tadi malam.

"Wah malah bagus dong Zo" timpal Aisyah

"Cuma temen Bun kalau sekarang, enggak tau besok mungkin jadi calon" ucap Zoya, sengaja memang menekan kata calon.

"Dikode dong biar jadi calon" ucap Sarah

"Ah Mbak Sarah mah, enggak segampang itu" Zoya menuangkan sirup ke gelas dan dibantu Aisyah membawa ke meja.

"Awas nanti dighosting" ucap Arfan

"Dia tidak tukang ghosting, pokoknya beda Fan" ucap Zoya, sengaja banget untuk semakin membuat muka Arfan masam.

"Pria kebanyakan begitu" ucap Arfan

"Berarti kamu juga dong Fan" ucap Aisyah

"Ya kan beda Bunda, coba tanya Mega deh apa aku pernah ngeghosting"

"Sayang aku pernah ghosting kamu?" tanya Arfan

"Enggak kok Bun, Mas Arfan selalu menepati janji" jawab Mega

"Itu sekarang, dulu mana tau. Aku juga enggak tau tapi pasti ada" Zoya memeletkan lidahnya ke Arfan sembari memindahkan camilan ke piring.

Camilannya yang baru saja datang langsung juga Zoya tata. Maklum tidak prepare jadi beli saja, praktis walau menguras kantong. Setidaknya mejanya tidak terlalu kosong-kosong banget, serba bejo dia masih punya stok sirup dikulkas.

"Kamu tidak punya Art Nak? Cucu gantengku kok enggak terlihat?" tanya Baharudin

"Enggak Yah, cuma tinggal berdua juga buat apa mempekerjakan Art. Alen menginap di rumah orang yang menganggap anak Zoya Yah"

"Mandiri banget ya kamu, bagus tapi kalau sekiranya kualahan mending ambil Art"

"Padahal Ayah pengen ketemu" Zoya tersenyum mendengar penuturan Baharudin.

UNEXPECTED (Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang