Keputusan besar beberapa hari lalu sangat membuat Zoyana kepikiran sampai tidak bisa tidur. Setelah dipikir-pikir memang agak bodoh dia menunjukkan foto Alen. Hanya bisa berdoa saja semoga Bundanya itu tidak sadar dengan kemiripan mata Alen dengan Arfan.
"Heh! Itu udah surut kuahnya awas gosong Zo" ucap Zayn yang melihat adiknya melamun indah di depan kompor menyala.
"Astaga, untung masih sisa sedikit belum gosong Mas"
Niat hati untuk membuat ayam ungkep agar nanti tinggal goreng. Malah mau menghancurin makanan yang dia sudah buat dengan susah payah. Hampir saja Zoyana membuang makanan.
"Mikirin apa sih Zo? Kalau sakit mending enggak usah masak biar Mama aja atau nanti pesan makanan" wajah Zayn memang tampak khawatir.
"Enggak Mas, cuma mikir waktu kok cepet banget ya. Besok Zoya sama Alen akan pulang ke Bali" ucap Zoya
"Iya cepet banget loh ini, emang kamu enggak mau lebih lama Zo?" tanya Zayn
"Ya mau, tapi kasian Alen ketinggalan banyak pelajaran Mas"
"Mas mau ke mana? Kok masih pakai seragam?" tanya Zoya
"Mas mau nganter dan nungguin Mbakmu, dia mau pertemuan rutin dengan anggota Persit"
"Ayo Mas" ucap Friska yang datang dengan mengenakan seragam Persit Kartika Candra Kirana.
"Waduh Mbak, first time loh Zoya lihat Mbak Friska pakai seragam Persit. Kok beda ya Mbak?" Zoya agak bingung karena seragam yang dikenakan Friska agak beda.
"Seragam hamil Zo" ucap Friska
"Oalah pantes Zoya enggak tau. Cantik deh Mbak"
"Kepengen kamu Zo? Kalau iya biar nanti Mas kenalkan sama temen yang single" ucap Zayn
"Biar bisa berangkat bareng saat pertemuan Ibu-ibu Persit"
"Ih! Mana mau sama aku Mas. Sana pergi nanti telat" usir Zoya
"Mau yang pangkat apa?" masih saja Zayn menggoda adiknya itu.
"Udah sana pergi Mas, nanti biar Zoya cari jodoh sendiri"
Zoyana segera mendorong Zayn untuk segera pergi dari dapurnya. Kalau dibiarkan terus bisa bisa Zayn malah semakin menggodanya tentang masalah jodoh. Jujur saja dia masih belum ingin berkomitmen dengan pria, banyak yang harus dipersiapkan sebelum berani memulai.
Kakak adik biasa lah seperti itu, ada saja tingkah yang membuat rumah gaduh dengan hal sepele. Kalau lagi sama-sama di rumah pasti kebanyakan berantem dan saling menggoda. Kebalikannya kalau salah satu enggak ada pasti saling mencari dan kangen.
"Kalian itu masih saja kaya anak kecil, padahal udah pada punya anak kecil" ucap Astrid yang sedang menemani Alen menonton tv.
"Cepat tua nanti Mamamu ini kalau disuguhi itu setiap hari"
"Hehe enggak tiap hari Ma" Zoya mendudukan diri di sofa belakang anak dan ibunya yang lesehan. Jangan dicontoh tidak sopan.
"Ma" panggil Alen
"Kenapa sayang?" Alen langsung naik kepangkuan dan memeluk erat leher Zoya.
"Enggak papa, hehe. Cuma pengen meluk Mama aja"
"Ya udah, diem aja biar Mama peluk yang lama"
"Gemesnya, Eyang juga mau ikut peluk dong" Astrid ikut berpelukan bersama anak dan cucunya.
"Kenapa sih kok gemes banget kamu sayang"
Cup cup cup
Wajah Alen dihujani ciuman oleh Zoya saking gemasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED (Complete ✔)
General FictionDiperuntukan untuk 15+ Maaf tidak sesuai harapan kalian yang baca tapi yang pasti sesuai judul "UNEXPECTED" *DILARANG PLAGIAT!* Spoiler On "Terserah, tapi aku tidak akan tanggung jawab. Bayi itu adalah penghalang bagi aku Zo! Aku tidak pernah meng...