"Aku mau kamu ada dibawahku" ucap Arfan dengan suara serak dan beratnya.
"Jangan mimpi Arfan! Lepas"
Cup
Arfan menyesapi leher Zoya."Sangat wangi dan candu" bisik Arfan
"Tidak akan aku lepas, bisa saja nanti kamu kabur"
"Mau kamu sebenarnya apa Arfan?!" tanya Zoya sekali lagi.
"Sudah aku jawab bukan, aku mau kamu Zoya! Aku rasa kamu tidak tuli"
"Aku juga sudah bilang jangan bermimpi Arfan"
DUAK
suara dua kepala yang berbenturan dengan keras."Akh!" badan Arfan bergerak mundur ke belakang
"Aku juga tidak tuli! Untuk apa kamu ke sini? Hanya buang-buang waktu kamu saja Tuan Arfan Mahavir"
"Kamu berubah Zo, bukan lagi Zoya yang aku kenal"
"ZOYA YANG KAMU KENAL SUDAH MATI ARFAN, JANGAN MENGHARAPKAN LAGI ZOYA 8 ATAU 9 TAHUN LALU"
"AKU BERUBAH? CIH, KAMU YANG MEMBUATKU BEGINI! KAMU LUPA ATAU PURA-PURA LUPA HAH!!" teriak Zoya tepat di depan Arfan, tidak lupa jari telunjuknya menunjuk muka Arfan.
"AKU TIDAK LUPA ZO! BUKANKAH KITA MELAKUKANNYA DENGAN SAMA-SAMA SETUJU DAN DALAM KEADAAN OTAK YANG SADAR. SEKARANG APA MASALAHNYA HAH?" Arfan ikut terpancing emosinya.
"MASALAHNYA ADA DI KAMU FAN"
"KAMU MEMBUANGKU BEGITU SAJA SEPERTI SAMPAH!!"
"AKU SUDAH MENYARANKAN KAMU ZO! GUGURKAN SAJA, SEMUA MASALAH AKAN SELESAI. KAU KULIAH, HIDUP ENAK DAN AKU JUGA BEGITU. MUNGKIN KITA MASIH SAMA SEPERTI DULU"
"berbagi kehangatan di ranjang"
PLAK
Tangan Zoya terangkat untuk menampar Arfan."Permisi Gof**d" terdengar teriakan dari luar rumah Zoya.
"Minggir" nada dingin Zoya keluar.
Zoya terpaksa membuka jendela untuk mengambil makanan yang telah diantarkan. Membuang waktu juga kalau harus mengambil kunci cadangan. Terlebih masih ada Arfan, takut kunci cadangannya ikut diambil.
"Ini Mbak totalnya 162k"
"Kasian suaminya Mbak, dibicarakan baik-baik. Enggak baik Mbak teriak-teriak sama suami"
"Ha? Ah iya Pak. Maaf tadi membuat menunggu lama. Terima kasih"
"Sama-sama, mari Mbak"
Pak gof**d salah paham ternyata, mungkin suara pertengkaran Arfan dan Zoya terdengar sampai luar. Jadi dikira pertengkaran suami istri, padahal nyatanya ya begitulah. Zoya mengabaikan keberadaan Arfan di ruang tamu, sedari tadi mata pria itu mengikuti setiap pergerakannya. Masa bodo dia memilih untuk langsung ke dapur.
"Apa yang aku bicarakan benar bukan? Tidak usah mengelak lagi Zo!" ternyata Arfan mengikuti Zoya sampai ke dapur.
"OTAK KAMU HARUS DIBERSIHKAN FAN! JANGAN YANG DIPIKIRAN NAFSU SELANGKANGAN DOANG"
"AKU TUNJUKAN ISI PIKIRANKU"
"BIAR KAMU TAHU ZOYANA"
"KEBETULAN AKU SUDAH MENAHANNYA SEJAK TADI"
SRETT
"LEPAS, MAU APA HAH!"
"MEMBUAT KAMU TIDAK BISA BICARA DAN BERJALAN BESOK"
"GILA! LEPAS ATAU AKU TERIAK"
"teriak saja Zoya sayang" Arfan terus menarik paksa Zoya ke kamar terdekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED (Complete ✔)
General FictionDiperuntukan untuk 15+ Maaf tidak sesuai harapan kalian yang baca tapi yang pasti sesuai judul "UNEXPECTED" *DILARANG PLAGIAT!* Spoiler On "Terserah, tapi aku tidak akan tanggung jawab. Bayi itu adalah penghalang bagi aku Zo! Aku tidak pernah meng...