Acara pulang kampung Zoyana telah usai, waktunya kembali mencari uang lagi. Sudah seminggu setelah dia pulang dari Jakarta, kegiatan harian juga sudah berjalan seperti biasanya. Kegiatan Zoyana sekarang juga bertambah, dia juga bekerja dengan Diva. Menambah kesibukan lebih tepatnya, walau tidak setiap hari ada pernikahan Zoyana bersyukur.
Waktu untuk Alen tidak berkurang hanya saja karena anaknya itu sudah ada kegiatan baru. Kegiatan baru anaknya itu adalah les taekwondo dan bahasa inggris. Seminggu ada 2 pertemuan cukup untuk porsi anak seusia Alen.
"Seru kah tadi pelajarannya?" tanya Zoya
"Seru banget Ma, temennya banyak" ucap Alen
"Kalau keringatnya udah hilang segera mandi ya Nak, Mama mau masak dulu. Hati-hati ya sayang, jangan kebanyakan sabun nanti licin. Siram sampai benar-benar hilang sabunnya"
Zoyana selalu cerewet dalam hal kamar mandi. Bukannya dia enggak mau membersihkan cuma meminimalisir anaknya itu jatuh di kamar mandi. Hobi anak umur segitu pasti senang bermain air dan sabun.
Melihat bahan yang ada dikulkasnya sepertinya Zoya akan memasak capcay dan dadar telur untuk makan malamnya. Simpel dan cepat untuk orang yang tidak ingin ribet seperti Zoya dan sekaligus meminimalisir penumpukan peralatan dapur kotor. Mager kalau harus malam-malam mencuci peralatan dapur sebanyak itu.
Tok tok tok
"Iya, sebentar" Zoya dengan cepat mengecilkan kompornya.
Cklek
"Permisi Mbak, saya ingin mengantarkan makanan untuk Mbak Zoyana Pradipta" ucap Bapak ojol.
"Maaf Pak benar itu nama saya. Tapi saya tidak merasa memesan makanan via ojol" ucap Zoyana
"Wah saya hanya mengantarkan saja. Mungkin dari suaminya Mbak, Mas Arfan Mahavir tulisannya" ucap Bapak ojol
"Mohon diterima Mbak"
"Terima kasih ya Pak" ucap Zoyana
Zoyana terheran-heran dengan apa yang dilakukan oleh Arfan. Pria itu tidak henti-hentinya mengusik Zoya dalam minggu ini saja sudah ada 5 paket berisi mainan untuk Alen. Padahal sejujurnya dia sudah mengabaikan semua pesan atau telpon dari Arfan. Betul masih dalam misi menjaga jarak yang telah dia lakukan.
Drrtt drttt
"Gimana udah sampai makanannya?"
"Fan please, jangan kirim-kirim barang atau makanan kaya gini" ucap Zoya
"Why? itu semua memang untuk Alen. Apa salahnya aku sebagai Ayah mengirimi anakku mainan dan makanan? Aku memberi sedikit kasih sayang untuknya" ucap Arfan
"Bosen Fan! Aku bosen denger kamu bicara kaya gitu. Jangan bertingkah sok peduli dengan Alen"
"Kita hidup bahagia masing-masing, kamu dengan istri dan calon anakmu sedangkan aku bersama Alen"
"Sudah aku bilang bukan Zo? Aku serius, apa perlu aku bersumpah" ucap Arfan
"Jangan bersumpah ketika kamu tidak bisa menepati Fan. Cukup aku saja yang terbuai sumpah palsu kamu dulu"
"Dan apa aku harus bersujud dihadapan kamu, supaya kamu berhenti?"
"Tidak perlu karena aku akan terus berusaha Zo"
"Silakan terus berusaha , aku juga akan tetap menolak"
"Alen tidak butuh semua itu, aku masih bisa membelikan apa yang dia mau"
"Jangan egois Zoya!"
"Kamu yang egois!"
PIP
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED (Complete ✔)
General FictionDiperuntukan untuk 15+ Maaf tidak sesuai harapan kalian yang baca tapi yang pasti sesuai judul "UNEXPECTED" *DILARANG PLAGIAT!* Spoiler On "Terserah, tapi aku tidak akan tanggung jawab. Bayi itu adalah penghalang bagi aku Zo! Aku tidak pernah meng...