29. Ujian Baru

7.3K 448 16
                                    

RAMAIKAN KOMENTAR DAN VOTE CH ini ya. Semakin banyak maka semakin cepat juga CH baru dipublish. CH baru akan dipublish kalau sudah memenuhi target.
.

.

.
Ujian baru mulai datang untuk menguji kehidupan Zoya. Anak semata wayangnya mengalami trauma saat melihat air yang banyak di sebuah tempat. Hal itu diketahuinya saat mengajak Alen untuk jalan-jalan di taman rumah sakit. Hanya sebuah kolam ikan saja mampu membuat anaknya menangis sampai sesak nafas.

Post traumatic, rasa trauma yang mengganggu dan menghantui anaknya. Wajar terjadi karena Alen baru saja mengalami kejadian yang sangat mengerikan bagi semua orang. Hasil konsultasi kemarin dia harus giat-giat memberi perhatian dan pancingan untuk Alen supaya tidak berlarut-larut.

"It's okay sayang, Alen menonton dengan Mama dan Eyang" ucap Zoya

Dia memutarkan video seseorang yang berenang dengan gembira untuk Alen. Itu juga salah satu cara untuk mengurangi rasa trauma dari anaknya. Sebelum nanti Zoya ajak ke kolam renang secara langsung ditahap selanjutnya untuk menyentuh air.

"Ini Eyang menggenggam tangan Alen loh"ucap Astrid.

Mamanya memang langsung datang saat kemarin diberi kabar oleh Zoya. Dia baru berani memberi kabar saat Alen sudah pulang ke rumah. Itu saja dia mendapat omelan yang sangat panjang dari Mama dan Kakaknya. Tapi yang menginap hanya Mamanya, Zayn tidak bisa menginap karena ada tanggungan pekerjaan dan keluarga kecilnya.

Sedangkan kedua orangtua Arfan bersama yang lain sudah kembali ke Jakarta setelah Alen pulang. Zoya hanya tau Arfan dan Mega yang masih di Bali karena masalah kehamilan. Arfan pria itu masih mengunjungi Alen setiap hari cuma beberapa jam saja. Sangat terbatas apalagi sekarang ada Mamanya, pria itu tidak bisa leluasa dipanggil Papa oleh anaknya.

Masalah pekerjaan Zoya masih belum bisa menghandle semua, dia memilih untuk cuti dari WO. Kebanyakan pekerjaan endingnya dialihkan ke rekan kerjanya yang lain. Mau bekerja saja tidak tenang saat kondisi anak masih seperti itu.

"Hiks takut" wajah Alen tampak memerah.

"Stt, it's okay pelan-pelan" Zoya dengan sigap memeluk dan menenangkan anaknya.

Sabar itu kuncinya, selelah apapun dia harus tetap sabar menghadapi anaknya. Bisikiannya menjadi kunci untuk sang anak bisa tenang, walau membutuhkan waktu. Alen yang kecapekan menangis akhirnya tertidur dipelukan Zoya.

"Jadwal check upnya kapan?" tanya Astrid

"Lusa Ma"

"Enggak tega Mama lihat Alen sampai begitu" wajah Mamanya terlihat sangat sedih.

"Ya sama Zoya juga, tapi mau bagaimana lagi tidak bisa memaksa terlalu keras"

"Permisi" sebuah suara yang mememotong pembicaraan antara Astrid dengan Zoya. Tentu membuatnya langsung ke arah sumber suara untuk memastikan itu siapa.

"Mas Wisnu" ucap Zoya yang melihat Wisnu berdiri di teras rumahnya.

"Hi, apa kabar? Aku dengar Alen habis sakit, jadi aku ke sini tanpa memberi kabar kamu" ucap Wisnu sembari melambaikan tangannya. Tidak lupa senyum pepsoden juga terlihat.

"Ini ada sedikit bingkisan" Wisnu menyerahkan bingkisan yang dibawanya.

"Kabar baik Mas, iya Alen habis terkena musibah. Makasih ya maaf malah membuat repot, masuk Mas"

"Alen kenapa?" tanya Wisnu

"Tenggelam di danau beberapa hari lalu"

"Astaga, tapi sekarang keadannya bagaimana?"

UNEXPECTED (Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang