RAMAIKAN KOMENTAR DAN VOTE CH ini ya. Semakin banyak maka semakin cepat juga CH baru dipublish. CH baru akan dipublish kalau sudah memenuhi target.
..
.
Zoya memang pergi untuk mengecek toko bunganya saja sebentar. Bukan hanya ke toko saja dia juga harus ke suatu tempat untuk bertemu seseorang. Tidak lupa dia bawa buah tangan untuk diberikan, supaya tidak terlalu kosong."Bagaimana keadaanmu?" tanya Zoya, sembari meletakan bunga dan roti yang dia bawa.
"Better"
"Arfan ke mana? Masa istrinya sakit tidak ditunggu" ucap Zoya pada Mega yang terbaring dibankar rumah sakit.
Mengunjungi Mega memang jadi listnya hari ini. Dia juga harus mengecek keadaan istri sahabatnya itu. Sepertinya terlihat parah karena beberapa hari menginap di rumah sakit. Padahal yang sampai tenggelam anaknya, kenapa yang menginap lama malah Mega.
"Tentu kerja, dia bukan pengangguran" ucap Mega
"Oh, ku kira bersenang-senang"
"Maksudnya?"
"Bercanda, oke to the point saja"
"Aku ke sini ingin meminta maaf dengan kamu, gara-gara anakku kamu jadi terbaring di rumah sakit" ucap Zoya
"Sadar diri juga kamu, gara-gara anakmu aku dan janinku hampir mati" marah Mega
"Ya aku tahu, Ibumu sudah menjelaskan dan menghadiahi aku tamparan" ucap Zoya
"Memang kamu pantas mendapatkannya" sindir Mega
"Tapi apa kamu menceritakannya dengan sangat-sangat valid sesuai kejadian? Atau kamu kasih bumbu ya Meg?"
"Kamu menuduhku?? Jelas-jelas anakmu yang membuat olen perahu" ucap Mega
"Iya benar anakku juga sudah bercerita itu"
"Tapi apa kamu bercerita kalau kamu lah yang mengajak Alen. Menaiki perahu bersama kamu dan Arfan?" tanya Zoya
"Maksudmu apa menuduhku?? Alen yang tiba-tiba ingin ikut" Mega coba mengelak.
"Alen bukan tipe anak yang langsung ikut ke sana kemari tanpa diajak"
"Terlebih aku juga sudah bilang ke anakku untuk tunggu di meja saja"
"Bisa kamu bayangkan gara-gara kamu, aku hampir kehilangan anakku! Apa kamu minta izin ke aku untuk mengajak Alen? Enggak bukan. Persetan dengan omonganmu Meg, aku lebih percaya omongan anak kecil ketimbang omonganmu yang berbumbu" Zoya sedikit meninggikan ucapannya.
"YAAA! Beraninya kamu marah-marah padaku"
"Kenapa aku harus takut hm? Apa karena kamu istri seorang Arfan Mahavir? Tentu saja tidak"
"WAJAR KALAU AKU MARAH-MARAH PADAMU MEGA! ANAKKU MENGALAMI TRAUMA GARA-GARA IDEMU!" teriak Zoya
"APA-APAAN INI ZO!!" teriak Arfan
"Hiks Mas, Zoya tiba-tiba datang dan marah padaku" adu Mega
Tubuh Zoya ditarik Arfan untuk menjauh dari bankar Mega. Wajah Arfan agak marah menatapnya, tangan pria itu juga mencengkram tangannya sangat erat. Tentu Zoya juga membalas dengan tatapan marahnya.
"Lepas"
"Ayo bicara di luar"
Arfan menarik Zoya lagi untuk ke luar. Langkah lebarnya tidak bisa dia samai, Zoya kualahan mengikuti. Taman menjadi tempat untuk pembicaran mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED (Complete ✔)
General FictionDiperuntukan untuk 15+ Maaf tidak sesuai harapan kalian yang baca tapi yang pasti sesuai judul "UNEXPECTED" *DILARANG PLAGIAT!* Spoiler On "Terserah, tapi aku tidak akan tanggung jawab. Bayi itu adalah penghalang bagi aku Zo! Aku tidak pernah meng...