Target 20+ komenan di CH ini, thanks you. Biar author bersemangat. Apakah panas CH ini??????
Riweh itu yang sedang dirasakan oleh Zoya saat ini, dia harus mobile mengecek setiap anggota keluarga pengantin sudah siap. Satu set kebaya simple berwarna hitam menjadi seragamnya untuk acara hari ini, hanya menggunakan rok batik selutut. Semua pegawai wanita mengenakannya, seragaman. Berhubung acaranya malam dan indoor jadi tetap terlihat kontras.
"Zoya di sini, anggota keluarga mempelai sudah mulai berjalan menuju ballroom bersama Aldi dan Karin" ucap Zoya menyampaikan informasi kepada rekannya menggunakan ht.
"Alan di sini, keluarga sudah sampai di ballroom. Pengantin standbye 10 menit lagi boleh memasuki ballroom"
Setelah menunggu 10 menitan akhirnya pengantin memasuki ballroom bersama Zoya, Diva dan beberapa anggota team WO lainnya. Pesta pernikahan 3 jam berjalan lancar sampai akhir, sekarang mereka semua duduk di bar yang disediakan untuk para tamu tadi. Sembari mengumpulkan sisa tenaga yang ada, mengamati juga beberapa tamu yang masih ada.
Alen anaknya itu memang Zoya titipkan ke rumah Salma, kalau harus di rumah sendirian kasian karena mungkin dia akan pulang larut malam. Sedari sore juga dia harus standby dan acara dimulai sekitar jam 7 malam sampai paling cepat jam 12 malam. Itu estimasi paling cepat dia bisa pulang ke rumah.
"Eh Zo, udah mabok juga masih aja minum" ucap Aldi
"Stt! Jarang bisa mabok juga. Hehehe" memang Zoya hampir tidak pernah mabuk, baru sekali ini setelah 8 tahun.
"Tenang aja aku minum 2 gelas doang" dia melipir sebentar dari semua masalahnya.
Jangan ditanya siapa juga yang berperan penting dalam hal mencoba hal-hal seperti itu. Tentunya ya bersama Arfan siapa lagi kalau bukan pria itu. Rokok, seks dan minuman beralkohol semua memang mereka coba bersama. Bestfriend for ever bukan, tapi walau nakal tapi mereka tidak berani mencoba namanya narkoba.
Mereka mencoba hanya berdua saja, menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Benar hanya Arfan yang menyentuh Zoya, dia bisa menjamin itu karena mereka berbuat dengan bersih. Toleransi alkohol Zoya tidak banyak dua gelas kecil saja sudah membuatnya seperti ini, kehilangan kewarasan sesaat.
Untungnya dia punya rekan kerja yang baik tidak meninggalkannya, memang kadang ada aja yang mabuk seperti ini jadi sudah biasa. Tapi hari ini Zoya yang sampai mabuk, pulangnya dia tidak menyetir sendiri nanti akan diantar. Tentunya nanti dia diantar pulang ke rumah, bukan ke rumah Salma. Bisa-bisa dia diamuk oleh Satria kalau pulang dengan keadaan seperti itu.
"Kamu tunggu di sini aja Zo, kita mau cek-cek semuanya dulu" ucap Diva
"Iya he he, hush sana"
Zoya meletakan kepalanya di atas meja bar, dia mengamati temannya menjauh. Sepuluh menit dua puluh menit ditunggu belum ada tanda-tanda mereka kembali. Langkah sempoyongan Zoya mencoba menghampiri temannya.
Sret
Tangan Zoya ditarik seseorang."Ayo pulang"
"Hm, ayo" tubuh Zoya dipapah menuju parkiran tempat mobil berada.
..
.
.
.
.
.
.
Bruk
Tubuh Zoya ambruk disofa."Zoya, Zoya kalau masih tidak kuat mabuk kenapa malah mabuk"
Pria itu adalah Arfan, ya orang yang menarik Zoya tadi. Entah bagaimana cerita Zoya bisa mau ikut, mungkin dia sedang tidak sadar. Perlahan Arfan membuka heels Zoya dengan sangat hati-hati. Tubuh Zoya perlahan dipindahkan ke atas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED (Complete ✔)
General FictionDiperuntukan untuk 15+ Maaf tidak sesuai harapan kalian yang baca tapi yang pasti sesuai judul "UNEXPECTED" *DILARANG PLAGIAT!* Spoiler On "Terserah, tapi aku tidak akan tanggung jawab. Bayi itu adalah penghalang bagi aku Zo! Aku tidak pernah meng...