10. Acting

11.1K 667 7
                                    

Keputusan besar dilakukan oleh Zoyana hari ini, ya dia akan muncul di acara empat bulanan kehamilan istri dari Arfan. Niatnya baik saat ini, dia ingin memberi selamat dan kejutan untuk keluarga Arfan mumpung masih di Jakarta. Kenapa saat ini? Zoya tidak tau, bisa saja besok dia akan balas dendam kepada Arfan. Alasan lainnya yaitu tidak mungkin juga dia terus bersembunyi dari semua orang.

Zoyana berangkat sendiri naik taksi ke rumah orang tua Arfan tentunya juga membawa bingkisan. Tanpa Astrid karena sedang agak kurang enak badan dan tanpa Alen anaknya. Alen memilih untuk ikut Zayn dan Friska menghadiri pernikahan rekan kerja. Senang tentu saja, dia juga tidak menginginkan pertemuan Alen dan Arfan terjadi.

Zoyana turun di depan rumahnya dulu, sejenak dia memandangi ke arah rumah. Masih tampak terawat karena Astrid menyewa orang untuk membersihkan rumah setiap 2 bulan sekali. Zoyana juga memandangi balkon kamarnya dulu, sekilas kenangan bersama Arfan muncul diotaknya.

"Kamu akan menyesal telah membuangku dulu" Zoya tersenyum miring.

Depan rumah keluarga Mahavir terpenuhi mobil-mobil yang terparkir sampai bahu jalan. Sepertinya ada banyak orang yang diundang. Zoyana mengenakan midi dress berwarna biru abu-abu berlengan panjang dengan potongan v-neck. Zoyana masih tahu batasan berpakaian, dress v-neck yang dipakai tidak terbuka yang menampilkan belahan dadanya. Sleek low ponytail menjadi andalan Zoya dalam urusan gaya rambut, dia memamerkan leher jenjangnya. Tidak ketinggalan Zoyana juga memakai heels tidak terlalu tinggi.

Hiasan rumah masih sama hanya ada beberapa foto tambahan yang terpasang, ada juga foto Zoya dan Arfan saat kelulusan SMA. Hanya ada beberapa ibu-ibu di ruang tengah, Zoya melihat Aisyah tampak asyik berbincang dengan tamunya. Acara intinya sepertinya sudah selesai dilaksanakan, hanya acara santai saat ini.

"Selamat siang" ucap Zoya, semua menoleh ke arahnya.

"Zo-ya hiks, Zoya anak Bunda hiks?" tanya Aisyah sembari mendekat ke arah Zoya. Matanya sudah kelihatan memerah, air mata sudah menetes membasahi pipi.

"Iya, ini Zoyana anak Bunda"

"Hiks mimpi apa Bunda semalam, Ya Allah terima kasih. Kabar kamu gimana Zo? Sehat bukan" Aisyah memeluk dengan sangat erat, begitu pun dengan Zoya. Dia menyalurkan rindu yang amat sangat dirasakan.

"Baik, sehat. Bunda sendiri?"

"Bunda sehat dan semakin sehat karena kamu berkunjung. Kamu kemari sendiri? Mama sama Kakak kamu mana Nak?"

"Mama sedang tidak enak badan Bunda, Mas Zayn dan Mbak Friska sedang kondangan. Oh iya ini ada titipan dari Mama" Zoya menyerahkan bingkisan yang dia bawa.

"Ya ampun, tidak papa semoga Mama kamu lekas sembuh. Sini sayang duduk, sebentar-sebentar Bunda panggilkan Arfan"

"Bunda di sini saja, biar Arfan menikmati acaranya dulu" Senyum terpaksa Zoya tampilkan.

"Ayah mana Bun?"

"Ayahmu itu masih ada urusan bisnis. Heran Bunda itu padahal di rumah ada acara tapi malah pergi bisnis" ucap Aisyah

"Loh! Akhirnya yang ditunggu dateng juga" ucap Sarah, wanita itu sedang menggendong bayi kira-kira umur 6 bulan.

"Iya Mbak, maaf telat soalnya Mbak Sarah enggak memberi tahu jam berapa acaranya"

"Kamu ketemu Zoya Nak? Kapan?"

"Iya Bun, kemarin di Mall. Mau Sarah beri tahu tapi dicegah sama Zoya. Katanya mau membuat kejutan"

"Siapa ini jeng?" tanya salah satu tamu dari Aisyah.

"Sahabat Arfan, dulu tinggal di sebelah rumah"

UNEXPECTED (Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang