Flashback On
"Eh! Mbok kunci mobilku kayaknya ketinggalan deh di ruang tunggu. Duluan aja Mbok, Mbok orang penting yang dibutuhkan di sana"
"Ok Zo, Mbok duluan"
Suara itu lumayan keras sehingga membuat Arfan tertarik untuk melihat ke arah sumber suara. Apalagi keadaan lobi yang agak sepi membuat suara semakin jelas. Mata Arfan membulat sempurna terkejut seakan mendapatkan jackpot besar. Dia melihat wanita yang terus muncul diotaknya, berada tepat didepan Arfan. Jaraknya hanya beberapa meter saja, ya Zoyana Pradipta yang dimaksud. Sahabat masa kecil sekaligus patner friendzone with benefitnya.
Respon cepat diberikan oleh tubuh Arfan, dia segera mengikuti Zoyana. Wanita itu menuju ke sebuah ruang tunggu pernikahan yang sudah kosong, hanya beberapa pekerja yang sedang membersihkan ruangan tersebut. Tidak lama berselang Zoya berjalan keluar menuju arah toilet wanita yang tidak jauh dari sana.
Ini kesempatan untuk Arfan, dia harus segera memastikan apakah itu benar Zoyananya. Mata elangnya tidak sengaja menangkap sebuah papan pemberitahuan "Maaf, Toilet sedang diperbaiki" terlintas ide untuk bisa berbicara face to face dengan Zoya. Benar dengan cepat Arfan menggantungkan papan tersebut di pintu toilet lalu dia masuk menyusul Zoya. Suara gemercik air terdengar, terlihat wanitanya itu sedang mencuci tangannya.
"Lama tidak berjumpa denganmu Zoyana Pradipta" ucap Arfan
"Arfan?" Zoya melihatnya dari pantulan cermin wastafel.
"Ya, it's Me. Arfan Arjuna Mahavir" terlihat sedikit wajah panik dari Zoya, dia terburu-buru menyelesaikan kegiatan cuci tangannya.
GREP BRUK
"Mau ke mana? Kenapa terburu-buru" Arfan dengan segera menahan tubuh Zoya dan mojokannya ke tembok. Sedikit kasar memang tapi mau bagaimana lagi, Zoya berniat kabur menghindar.
"Wah! Lama tidak berjumpa ternyata Zoyana sudah sangat berubah" mata Arfan memang seperti menelanjangi wanita di depannya. Meneliti dari atas kepala sampai ujung kaki.
"Lepas!"
"Sekarang Zoyana sudah tumbuh, tampak lebih sexy" puji Arfan, tidak dipungkiri memang Zoya sudah sangat berbeda dari Zoya 8 tahun lalu.
"Gila kamu! Lepas" Zoya berusaha melepaskan tangan Arfan yang sedari tadi menahannya.
Cup
Bibir Arfan mengecup pundak terbuka Zoya. Dia tergoda dengan penampilan Zoya saat ini. Kebaya off shoulder berwarna maroon melekat ditubuh wanita dihadapannya. Terlihat sangat anggun dan sexy, apalagi Zoya memamerkan pundak goalsnya."Kamu tidak merindukanku, hmm?"
"Aku sangat merindukanmu, sudah aku coba menghilangkan bayangan kamu tapi tetap saja kamu selalu hadir dalam otakku, Zo!"
"Merindukan kegiatan panas kita serta suara indah kamu yang memanggil-manggil namaku" kegiatan itu langsung terbayang diotak Arfan.
BUG
"AGHH" pekik Arfan, selangkangnya sangat sakit setelah menerima tendangan dari Zoyana.
"Kenapa aku harus merindukan kamu? Cih, semoga saja kelaminmu masih berfungsi" Zoya berlalu pergi dengan tergesa-gesa.
"AGHHHHH SHIT! ZOYA" teriak Arfan
"Tunggu saja aku akan segera menemukan kamu lagi"
Flashback Off
"Zoya, Zoya jangan harap kamu bisa hilang lagi dari pandanganku"
"Kamu akan tunduk lagi dibawahku" ucap Arfan
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED (Complete ✔)
General FictionDiperuntukan untuk 15+ Maaf tidak sesuai harapan kalian yang baca tapi yang pasti sesuai judul "UNEXPECTED" *DILARANG PLAGIAT!* Spoiler On "Terserah, tapi aku tidak akan tanggung jawab. Bayi itu adalah penghalang bagi aku Zo! Aku tidak pernah meng...