17. Transferan 💵💵💵

8.7K 487 12
                                    

Target 10+ komenan di CH ini, thanks you. Biar author bersemangat. Spam kuy
.

.

.
Anak sudah berangkat sekolah sekarang Ibunya yang harus bekerja giat untuk kebahagiaan dan kesejahteraan hidup. Hari ini kebetulan ada banyak pesanan karangan bunga, karyawannya semua pada sibuk. Rejeki anak memang ada saja, selalu mengalir tanpa henti dan dari segala arah.

Awal membuka blossom, Zoya sangat khawatir dengan kemampuannya. Apakah dia mampu bersaing dengam toko bunga yang lain, secara banyak toko bunga bertebaran di Bali. Waktu ke waktu nyatanya tokonya bertahan dan semakin besar seperti sekarang. Mulai seorang diri sekarang sudah bisa memberi lapangan pekerjaan orang lain.

Ting
Suara lonceng berbunyi.

"Eh, Mas Wisnu" ucap Zoya yang melihat Wisnu mendekat.

"Apa kabar Zo? Baru kelihatan, sibuk ya?" tanya Wisnu

"Kabar baik Mas, iya kebetulan ada yang mengadakan pernikahan jadi yah jarang ke toko"

"Maaf tidak membalas WA dari Mas Wisnu yang terakhir" ucap Zoya

"Santai aja, eh iya ini ada titipan dari Mama saya" Wisnu menyerahkan paperbag ke Zoya.

"Wah tolong sampaikan terima kasih kepada Ibu Anggi, rumah ada acara besar Mas?"

"Itu kebetulan ada arisan di rumah orang tua saya. Arisan Ibu-ibu" Arisan sosialita tepatnya, Zoya paham karena memang Anggi kadang bercerita kalau ke toko.

"Zo, ada waktu buat ngopi-ngopi? Kalau ada ke cafe seberang sama aku mau? Temani aku ngopi maksudnya" Ajak Wisnu, sedikit basa-basi menayakan waktu luang Zoya. Mendapat ajakan dari Wisnu dia hanya mengerjakan mata.

"Aku yang traktir, sebentar saja kok. Soalnya aku juga ada janji dengan pasien" lanjut Wisnu

"Ada kok" Zoya mengiyakan ajakan dari Wisnu. Mumpung belum terlalu siang dan belum waktunya menjemput Alen.

Mereka berdua berjalan berdampingan menuju cafe yang ada di seberang toko Zoya. Dia memesan almond coffe dingin, Wisnu memesan hot americano dan beberapa pastry yang tersedia. Tidak bohong Zoya memang di traktir oleh Wisnu, walau sebenarnya agak tidak enak. Ini rejeki tidak boleh ditolak, mungkin nanti gantian traktir biar impas.

"Muka kamu kenapa Zo? Kurang nyaman?" tanya Wisnu

"Sedikit tapi maaf sebelumnya, apa pacar Mas Wisnu tidak marah kalau ngopi berdua begini?" bukan penasaran tapi memastikan.

Zoya mengatakan apa yang sedang menjadi pikirannya. Soalnya Wisnu mengirimi WA dan mengunjungi toko bunganya terlalu sering. Zoya sih tidak masalah yang menjadi masalah takut ada seseorang yang marah. Takut menjadi masalah dan merugikan untuk dirinya, soalnya ya Wisnu dari kalangan terpandang. Wanita yang didekatnya juga pasti sama derajat, status dan kekayaannya.

"Aku enggak punya pacar Zo, tidak akan ada yang marah" kekehan kecil dari Wisnu setelah menjawab pertanyaan Zoya.

"Lalu bunga yang sering Mas Wisnu pesan itu?" Wisnu memang menjadi pelanggan tetapnya, hampir setiap bulan ditanggal yang sama selalu memesan bunga.

"Oh itu, ada seseorang yang aku berikan bunga tapi bukan pacar"

"Bukan pacar, istri atau apapun itu" jawab Wisnu dengan jelas.

"Maaf ya Mas, kalau aku bertanya yang terlalu privasi" lagi-lagi Zoya meminta maaf kepada Wisnu.

"It's okay, aku tahu gimana perasaan worry kamu" ucap Wisnu

"Anak kamu umur berapa Zo? Alen ya namanya"

"Iya Mas Alen namanya, umurnya 7 tahun"

"Sudah besar ya, SD berarti" Zoya mengiyakan pertanyaan dari Wisnu.

UNEXPECTED (Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang