Target 10+ komenan di CH ini, thanks you. Biar author bersemangat. Spam kuy
..
.
Alen cenderung manja karena tidak melihat ibunya seharian, sedari tadi mengikuti pergerakan Zoya. Setelah tadi minta untuk ditemani tidur siangnya, dia juga tadi ikut tidur dengan anaknya. Efek lelah memang terasa, lelah bekerja dan lelah bersama Arfan.Tidur Zoya tidak terlalu lama karena harus menyelesaikan kegiatan ibu rumah tangga. Zoya harus menyiapkan makan malam untuk anaknya serta mencuci pakaian yang menumpuk. Pakaian masuk ke dalam mesin cuci baru Zoya bisa berkarya di dapur. Hanya menumis sawi sendok atau pakcoy dengan bakso serta ikan dori saus asam manis.
Tok tok tok
Mendengar ketukan pintuk Zoya segera mengecilkan kompornya.Cklek
"Hi Zo"
"Aku kira hanya bualan semata" ucap Zoya yang melihat Arfan berdiri tersenyum.
"Enggak, nyatanya aku ke sini" ucap Arfan sembari memasuki rumah Zoya.
"Masak apa kok baunya semerbak?"
"Lihat aja sendiri Fan males aku menjelaskan" memang malas karena bisa dilihat kenapa harus dijelaskan.
"Alen ke mana? Aku membelikan mainan dan beberapa cemilan" Arfan meletakan barang bawaanya di atas meja ruang tengah.
"Tidur, jangan membawa mainan Fan. Kau pikir rumahku toko?" Zoya yang masih fokus membalikkan ikannya.
"Jangan pernah kembalikan barang yang aku beli untuk Alen, itu memang untuknya" Arfan mendekati Zoya yang tengah memasak.
"Alen sendiri yang meminta"
"Jangan bohong Zo" peringatan dari Arfan.
"Kenapa juga harus bohong" ucap Zoya
Tangan besar menyusup memeluk pinggangnya, sudah pasti pelakunya adalah Arfan. Menyender ke bahu, sesekali menghirup wangi leher Zoya. Dia yang merasakan pergerakan Arfan tentu geli, benar pria itu tidak bisa diam.
"Lepas Fan, risih" ucap Zoya
"Jangan berlagak risih, tadi pagi kamu sangat agresif" bisik Arfan
"Sialan, lupakan saja kejadian tadi pagi" umpatan Zoya ketika Arfan coba mengingatkan kejadian tadi pagi.
"Wow! Berani mengupat"
"Tidak mungkin bisa dilupakan Zoya, kegiatan itu sangat menyenangkan"
"Mungkin nanti bisa satu ronde lagi" goda Arfan
"Jangan harap Arfan, cukup kemarin dan hari ini saja kamu bisa having sex bersamaku" Zoya melepas paksa tangan Arfan yang memeluknya.
"Jika kamu mau datang untuk bertemu Alen atau sekedar berkunjung silakan, aku tidak melarang. Tapi untuk having sex, tidak lagi!"
Zoya memang akan egois tapi tidak dengan cara having sex bersama. Kejadian semalam dan tadi pagi memang kesalahan dari Zoya yang lost control. Dia mengakui remnya blong, tidak munafik juga kalau Zoya rindu sentuhan.
"Bagaimana kalau ada princess yang tumbuh di dalam sini?" Arfan meraba perut datar Zoya yang tertutupi kaos.
"Kamu berharap aku hamil?" Zoya menghentikan acara memotong-motongnya lalu beralih menatap Arfan yang sekarang berdiri di sampingnya.
"Antara berharap dan tidak tapi kalau diingat-ingat kita melakukan tanpa pengaman Zoya" ucap Arfan
"Pasti akan ada kecebong yang menjadi janin karena aku mengeluarkannya di dalam" bisik Arfan
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED (Complete ✔)
General FictionDiperuntukan untuk 15+ Maaf tidak sesuai harapan kalian yang baca tapi yang pasti sesuai judul "UNEXPECTED" *DILARANG PLAGIAT!* Spoiler On "Terserah, tapi aku tidak akan tanggung jawab. Bayi itu adalah penghalang bagi aku Zo! Aku tidak pernah meng...