19. Kebahagiaan Alen

9.4K 473 3
                                    

Target 10+ komenan di CH ini, thanks you. Biar author bersemangat. Spam kuy
.

.

.
Omongan Arfan benar menjadi kenyataan, pria itu benar datang ke Bali. Hari pertamanya full mengurus pekerjaan, hanya sesekali mengabari Zoya. Dia hanya biasa saja tidak menuntut Arfan untuk ke rumah.

Berhubung bukan hari weekend, mereka akan jalan-jalan setelah Alen pulang sekolah. Itu sih Janji Arfan tapi sampai hampir pukul 10 pria itu belum juga memunculkan batang hidungnya. Zoya juga masih berada di toko, mengurusi apa yang harus dia urus sebelum nanti mereka pergi.

"Terima kasih, kami tunggu kedatangannya kembali" ucap Zoya pada pelanggan toko bunganya.

Drtt drtt

"Halo" ucap Zoya

"Sedang apa?" suara berat lelaki menyapa telinga Zoya.

"Seperti biasa Mas, masih berada di toko"

"Mas Wisnu sendiri emang lagi apa? emang enggak ramai pasien?" si penelpon itu adalah Wisnu, mereka memang mulai dekat.

Wisnu sering mengirimi pesan memang, menanyakan kabar dan sesekali mereka cerita panjang lebar. Bercerita aktifitas yang dilakukan kadang juga kehidupan pribadi mereka sebagai orang dewasa. Jika senggang Wisnu juga main ke toko Zoya, kalau dianya ada. Pria itu selalu meminta izin kalau mau berkunjung, tidak asal datang kalau sekarang.

"Baru aja selesai ngecek pasien yang mau melahirkan" Wisnu memang seorang dokter kandungan. Jadwalnya sendiri sangat padat, makanya hanya by WA saja.

"Nanti ada waktu? Kalau ada aku mau ajak kamu sama Alen makan siang" ajakan Wisnu memang super mendadak.

"Sorry Mas, kayaknya aku enggak bisa. Aku sudah ada janji" ucap Zoya, janji bersama Arfan dan Alen untuk liburan mini.

"Oh ya sudah, next time aja Zo. Sisakan waktumu untukku"

"Iya, nanti kalau free aku kabarin Mas"

PIP

"Mas, Mas. Aku aja enggak pernah kamu panggil dengan Mas" sindir Arfan yang baru saja datang, pria itu mengenakan pakaian casual.

"Btw mohon maaf kita seumuran" ucap Zoya yang berdecak sebal.

"Lama banget ini Alen mau pulang sekolah lo"

"Bilang aja kangen, gengsi banget" ucap Arfan

"Eh sialan, main lempar kunci segala" Arfan dengan sigap menangkap kunci mobil yang Zoya lempar.

"Berisik, cepet kita jemput Alen. Jangan merusak mood dia" Zoya berjalan mendahului Arfan.

"Udah siap?" tanya Arfan

"Bentar"

Cklik
Arfan membantu Zoya memasang seatbeltnya.

Cup
Ciuman mendarat di bibir Zoya, pelakunya tentu Arfan.

"Jangan marah-marah terus" Mata mereka saling bertatapan. Arfan menatap Zoya dengan senyum lebarnya.

Cup

"Sorry, aku lagi banyak pikiran"

Mereka berdua berangkat untuk menjemput Alen. Arfan lah yang menyetir tentunya, mana mau Zoya menyetir. Ada yang bisa nyetirin kenapa harus dia yang turun tangan, manfaatkan apa yang ada. Tidak butuh waktu lama memang untuk sampai ke sekolah Alen, terlebih Arfan yang menyetir tentu lebih cepat.

"Mamaaa" Alen mendekati Ibunya yang sedang berdiri di depan mobil.

"Gimana kelas hari ini boy?" tanya Zoya

UNEXPECTED (Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang