20. Dinas

8K 458 7
                                    

Target 10+ komenan di CH ini, thanks you. Biar author bersemangat. Spam kuy
.

.

.

"Mama masak apa?" tanya Zoya yang melihat Astrid di dapur.

Dia memang sudah ada di Jakarta sejak semalam. Sore kemarin Zoya mendapatkan kabar bahwa kakak iparnya akan melahirkan. Malamnya dia dan Alen langsung flight dengan penerbangan terakhir memang mendadak banget. Bayi lahir sesuai perkiraan yaitu laki-laki 10 menit menjelang tengah malam.

"Ini masak daun katuk untuk Friska, biar asinya lancar" jawab Astrid

Nyut
Setitik rasa sakit menerpa hati Zoya, cemburu melihat Ibunya sangat perhatian dengan mantu. Bukan kah itu sangat bagus menyayangi mantu seperti anak sendiri tidak membedakan. Masalahnya waktu Zoya melahirkan Alen dia tidak mendapatkan itu.

Untuk bisa makan sayur katuk pun dia harus beli dan masak sendiri. Makan pun sembari menggendong dan menyusui Alen bayi. Secuil pengalaman hidupnya yang belum diketahui oleh keluarganya.

"Kok diem?" tegur Astrid

"Ah enggak papa Ma, tadi cuma mengumpulkan kesadaran"

"Udah mandi masih ngantuk aja kamu Zo" Ibunya melihat rambut basah dari Zoya.

"Ya maklum Ma, kemarin Zoya abis ada kerjaan"

"Jangan terlalu memforsir diri kamu Zo, perhatikan juga kesehatan tubuh kamu"

"Mau makan apa Ma kalau Zoya enggak memforsir hehehe, tapi tenang aja Ma masih dalam batas wajar kok"

"Mas Zayn sama Mbak Friska pulang kapan? Biar Zoya ke rumah sakit bantu-bantu"

"Ini perjalanan pulang kok Zo, paling sebentar lagi sampai. Lagi pula orang tua Friska ada di sana, Alen masih tidur?" tanya Astrid

"Baru mandi Ma, paling nanti turun"

Tidak lama berselang memang Kakaknya datang bersama kedua orang tua dari Friska. Zayn memapah istrinya masuk sedangkan Ibu Kakak iparnya menggendong bayi. Zoya tentu bantu menata sofa untuk tempat duduk Friska supaya nyaman. Tidak lama berselang Bapak Kakak ipar datang membawa barang-barang Zoya.

"Gantengnya keponakan Tante" ucap Zoya setelah melihat wajah dari anak Zayn dan Friska.

"Mau gendong?" tanya Lasmi Ibu dari Friska.

"Boleh Bu?" tanya balik Zoya

"Tentu boleh" mendengar itu Zoya lalu mencari kain bersih sebagai alas baju.

Zoya dengan mudah memindahkan bayi tampan itu ke gendongannya. Tidak lupa tadi dia mesterilkan tangannya dulu dengan mencuci tangan. Bayi sangat rentan terpapar virus atau bakteri jadi sebisa mungkin harus berhati-hati. Sesekali Zoya mengelus pipi dari keponakannya yang masih terlihat merah.

"Namanya siapa Mas?" tanya Zoya

"Erlangga Biru Pradipta, panggilannya Erlan" ucap Zayn

"Wih namanya hampir sama kaya Alen dong Yah" ucap Alen yang baru saja turun.

"Iya dong, Airlangga dan Erlangga"

"Boleh Alen menyentuh pipi adik?" Alen meminta izin kepada semua orang yang ada di situ.

"Boleh, cuci tangan dulu ya sama Ayah" Zayn langsung mengajak Alen untuk cuci tangan bersamanya.

"Endut banget sih kamu sayang" ucap Zoya

"Iya dong Tante, berat aku 3.5" Friska menjawab sembari menirukan suara anak kecil.

Toel toel
Alen menoel pipi sepupunya yang masih tertidur.

UNEXPECTED (Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang