31. Bisa Diandalkan

7.4K 505 25
                                    

CH TERBARU AKAN DIUPLOAD JIKA TARGET VIEW, KOMENAN DAN VOTE TERPENUHI. TENTU SETIAP CH BERBEDA TARGETNYA. THANK YOU

Jika kalian melihat ada cerita yang sama (misal alur cerita sama persis cuma diganti nama karakter atau judul) seperti cerita saya silakan DM saya melalui instagram atau wattpad.

Promote
Alina Journey tersedia dalam bentuk ebook, jika kalian belum baca dan kepo silahkan beli versi lengkapnya di link : https://play.google.com/store/books/details?id=V2xOEAAAQBAJ

Love Each Other Ebook:
https://play.google.com/store/books/details?id=ALReEAAAQBAJ
.
.

.

.
Sesuai janjinya dengan Alen, Wisnu pria itu datang kembali. Planningnya agak berubah dari hanya di rumah saja tapi diubah untuk pergi kolam renang. Zoya awalnya masih was-was sebagai ibu juga pasti memiliki trauma tersendiri akibat kejadian itu. Karena ada beberapa pertimbangan dia akhirnya mau, toh bersama Wisnu.

Anaknya sendiri pemberi penolakan tapi ya adanya bujukan dan iming-iming dari sang nenek akhirnya mau juga. Kami juga tidak ingin berhenti di sini dan mengakibatkan trauma berkepanjangan. Bukan kolam renang umum yang mereka tuju tapi berakhir di rumah keluarga Argantara.

Wisnu menyarankan tempat yang sepi, takut-takut kalau nanti Alen akan histeris. Jadi lah rumah Argantara itu dipilih, sebenarnya Zoya merasa tidak enak sangat. Selalu membebani dan merepotkan Wisnu yang notabennya dokter super sibuk.

Awal Alen bermain air di kolam renang tentu seperti tebakan kalian histeris. Melihat saja histeris apalagi masuk ke kolam, kolam renang yang digunakan itu saja untuk anak kecil hanya sebetis orang dewasa. Banyak bersabar dirinya agar Alen juga tenang, setelah dirasa tenang Wisnu lah yang menemani basah-basahan.

"Percayakan sama Wisnu, pasti bisa menangani Alen" ucap Anggi

"Iya Bu, maaf malah sering merepotkan. Padahal Mas Wisnu pasti sangat sibuk dengan urusan rumah sakit"

"Enggak masalah Zo, toh Wisnunya yang mengajukan diri. Jadi Ibu yakin kalau dia pasti bisa membagi waktunya, masa mau di rumah sakit mulu ya refreshing juga sambil belajar jadi bapak-bapak" wanita setengah baya itu tertawa kecil, ya benar sih sesibuk apapun harus refreshing biar tidak pusing dengan pekerjaannya.

"Ibu juga senang bisa membantu dalam proses penyembuhan dari Alen. Tidak terasa dia sudah besar ya sekarang, perasaan dulu masih kamu gendong saat menyiapkan pesananku" ucapan Anggi membuat Zoya flashback ke masa dia awal membuka toko bunga.

Dulu sembari menyiapkan pesanan dari pembeli dia sambil mengasuh Alen. Anaknya itu selalu berada di dalam gendongannya, tidak pernah terlepas sedikit pun. Mau Alen diam atau sedang rewel Zoya tetap profesional menyelesaikan orderan. Sesekali berhenti untuk menenangkan anaknya, Anggi lah salah satu pembeli yang sabar itu menjadi saksi kehidupannya.

"Iya Bu, sudah sangat lama itu. Terima kasih ya Bu anggi sudah mau berlangganan dan membantu Zoya serta Alen"

"Bukan masalah itu Zo, kamu itu sudah seperti anak perempuan sendiri bagiku"

"Zo, tolong kasih kesempatan Wisnu untuk mendekat dan mengenal kamu. Terima semua perlakuan yang dia berikan sama kamu. Itu untuk bahan pertimbangan kamu nantinya, Ibu harap suatu hari nanti menjadi anak ibu yang sebenarnya" ucap Anggi sembari menggenggam tangan Zoya, seperti memberi pengharapan.

"Doakan saja Bu, Zoya juga sedang mencobanya" ucap Zoya senetral mungkin, tidak ingin memberi pengharapan sebelum nanti terjadi.

"Makasih, oh ya Ibu mau sedikit cerita tentang Wisnu. Sebenarnya dia pernah hampir menikah tapi ternyata tidak jodoh" Zoya masih menunggu kelanjutan dari omongan Anggi.

UNEXPECTED (Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang