SATRU CHAPTER 1

312 21 0
                                    

Happy Reading♡♡

"Jangan terlalu berharap yang pada akhirnya akan menggores luka di hati." [Dito Mahendra]


Riuh ricuh suara kaum Adam ini sangat mengganggu alat pendengaranku. Seakan gendang telinga ini ingin pecah dengan sendirinya. Dada terasa sesak saat dikerumuni banyak orang. Air mata mulai mengalir tatkala mendengar berbagai cibiran yang mereka lontarkan padaku.

Seakan beribu jarum menusuk hati yang berbalut lemak jenu di tubuhku ini.

"Gendut banget sih, cewek ini!"

"Lihat! Rambutnya kusut kayak rafia, hahaha...!"

"Gimana cewek jelek kayak lo bisa bisa masuk di sekolah elite ini!"

"Iya, tuh. Pindah yang jauh sana! Biar nggak malu-maluin."

Cewek berukuran jumbo itu hanya bisa diam dan menahan tangisnya yang berada di ujung tanduk. Seakan dunia ini tidak menerima kehadirannya hanya karena porsi tubuh yang berbeda. Cewek itu adalah aku, Nada.

Ya, semenjak Masa Orientasi Siswa, aku sudah terbiasa dengan hal ini. Tapi entah mengapa setiap hal itu terjadi aku selalu ingin menangis dan mengadukan segalanya pada keadaan yang tidak adil kepadaku. Apa orang gemuk tidak punya tempat di sekolah favorit?

Saat aku merasa lelah dengan keadaan, tiba-tiba seseorang datang bak pahlawan kesiangan yang berinisiatif menolongku dari segala pembully-an ini.

Cogan sekolah datang seperti super hero bagiku, hingga tidak terasa mataku berbinar-binar ketika memandangnya.

"Kamu nggak papa?" tanya nya seraya mengulurkan tangannya padaku.

Segera aku terima uluran tangan itu, meski aku merasa dia seakan tidak kuat memopong berat badanku.

"Ma-makasih, kak." balasku sembari membenarkan kaca mata bulat yang aku pakai.

Dia menatapku sayu, bulu matanya yang melentik membuat pesona tersendiri bagi setiap kaum hawa.

Setelah kepergiannya, aku merasa bahagia sekaligus cemas dengan berbagai bisikan tetangga yang mengherankan kejadian ini. Diriku yang mengalaminya sendiri saja tidak bisa membayangkan, mimpi apa tadi malam sehingga aku ditolong cogan nomor satu di sekolah ini!

Mungkin aku masih memiliki alasan untuk bertahan di sekolah ini, selain hanya menumpuk sertifikat juara untuk sekolah. Ya, meski baru 3 bulan aku menetap tapi jujur saja, aku telah memenangkan 3 olimpiade berturut-turut.

Walaupun hal tersebut membuatku terpaksa mengerjakan tugas teman-temanku sendiri. Karena bagiku, akan aku lakukan demi mendapatkan teman meski itu harus menyiksa diriku sendiri.

"Nadaaa!!" suara cempreng kembali mengganggu pendengaranku.

Bukan dinosaurus atau pun sarang tikus, melaikan manusia langkah yang aku temukan saat pertama kali masuk sekolah ini.

Tapi dari balik sisi buruknya, aku apresiasi seorang Dito Mahendra karena salah pilih teman sepertiku, karena aku kadang berfikir cowok seganteng dia mau berteman denganku itu sebuah keajaiban.

"Kamu tadi nggak papa, kan?" tanya Dito saat sampai di depan mataku.

"Iya, aman kok. Tadi ada cogan yang nolong akuu ..." girangku tidak karuan.

"Cogan?" tanya Dito yang otaknya belum sinkron.

"Yang di MOS kita kemarin itu loh,"

"Ohh ... SERIUS?!" kejut Dito berlebihan. Emang gini ya, kalau semasa hamil ibunya suka ngemil baja sama tembaga.

"Iya, Dito." balasku, "Aku rasa dia suka sama aku deh," ucapku dengan percaya diri.

Seketika Dito mengerutkan dahinya atas apa yang aku katakan.

"PD bener," cibirnya.

"Yaelah, siapa tahu bener,"

"Aku saranin kamu jangan terlalu berharap, nantinya kamu sendiri yang sakit," celetuk Dito selayaknya pak Haji khotbah jum'at.

"Berisik!" sela ku lalu menarik tangan Dito kembali ke kelas,

"Dari pada ngedumbel mending balik ke kelas deh," ujarku sedikit emosi karena manusia tidak ada akhlak ini mengumbar kebencian tentang kakak cogan ku.

'Mulai sekarang atur strategi.' batinku kegirangan.

~*~*~

SATU KATA BUAT NADA? APA KALIAN PERNAH DI POSISI NADA?

NAH AUTHORR PERNAH SAYANGNYA SI AUTHOR NGASIH MUKA B AJA GITU. HAHAHA ... MALAH CURHAT

MASIH LANJUT YA ...

SPILL NADA, DITO & SETIA

NADA

SETIA

DITO

SATRU || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang