SATRU CHAPTER 9

112 8 0
                                    

Happy Reading♡♡

"6 tahun bukan waktu yang singkat bagi orang tua" [Hadi Wijaya]

Sesampainya di rumah, keduanya disambut oleh suasana asri yang selama ini tidak pernah berubah dari rumah yang telah mereka tinggalkan selama 6 tahun itu.

Dari balik kaca mobil terlihat wanita paru baya tengah berdiri di depan pintu seraya menyungging senyum bahagia melihat kedua anaknya kembali pulang setelah menimbah ilmu di kota Jakarta.

Segera kedua remaja ini berlari lalu memeluk sosok yang berharga bagi mereka. Tanpa sadar bulir bening mengalir di pipi kedua putra putri Kirana, mungkin mereka merindukan pertemuan ini setelah 6 tahun tak berjumpa. Kirana mengusap air mata itu lalu mencium puncak kepala anaknya.

"Alhamdulillah ... kalian sampai dengan selamat," ujar Kirana penuh keharuan.

"Nada makin cantik, Sanjay makin tinggi sekarang," lanjut Kirana disambut senyum manis kedua anaknya.

"Ayah sama Mama apa kabar? Sehat, kan? Maaf selama di Jakarta Nada sama Anjay nggak pernah kasih kabar." ucap Nada yang masih memeluk tubuh hangat mamanya.

"Sanjay kalik!" cibir Sanjay merusak momen haru Nada.

"Berisik!" dengus Nada tidak mau kalah dengan adiknya.

Sedangkan Kirana hanya bisa tersenyum melihat pertikaian kedua anaknya. Ingin marah tapi tidak tega, mau cubit tapi sayang. Sungguh pemikiran seorang ibu sangatlah bervariasi.

'Ternyata 6 tahun nggak cukup untuk merubah sikap jahil mereka.' batin Kirana mulai pusing.

Kirana segera meredam perang saudara ini dan mengajak mereka untuk sarapan sembari menunggu kejutan babak dua. Namun di meja makan hanya ada piring dengan kawan-kawannya serta nasi putih berada di tengah. Lalu, mana lauknya? Apa di curi kucing? Atau memang Kirana sengaja tidak masak agar mereka merebus mi instan agar mirip di kos-kosan?

"Loh, mana makanannya, ma?" dengus Sanjay melihat meja kosong tanpa hiasan. Padahal sedari tadi cacing perut ini memberontak agar di beri asupan.

"Tunggu ..."

Tiba-tiba tecium aroma sedap dari arah dapur, ternyata sugar daddy ini keluar dari dapur sembari membawa napan berisikan makanan favorit dari Nada dan Sanjay. Pantas saja Nada clingak-clinguk mencari keberadaan sang matahari yang tiba-tiba hilang sinarnya, rupa-rupanya tengah membantu bibi Iris menasak di dapur.

"Selamat makan ..." ucapnya selayaknya pelayanan di tempat makan bintang 6.

Sungguh tidak bisa dipercaya. Seseorang yang selama ini Nada lihat selalu berpakaian formal, sekarang memakai baju santai serta celmate melingkar di pinggangnya.

Selesai makan dan berbincang kedua manusia ini kembali ke habitat nya masing-masing untuk istirahat sejenak, karena berbagai kegiatan tengah menanti mereka esok hari. Sanjay dengan kuliahnya sedangkan Nada ada panggilan untuk pengarahan hari pertama mengajar. Sungguh sangat melahkan.

Nada membuka pintu kamarnya, ternyata selama 6 tahun silam kara ini tidak ada yang berubah. Hanya saja pialanya semakin menumpuk karena setiap Nada memenangkan lomba pialanya langsung ia kirim ke Surabaya agar tidak sesak di kos.

Ia melihat berbagai piala serta sertifikat seraya flashback mengenai hal itu. Namun ada satu yang mengenang di hatinya. Ya, kejuaraan silat antar mahasiswa, itulah awal ia memiliki semangat untuk kurus dan alhamdulillah dapat melindungi dirinya sendiri. Saat mata dimanjakan oleh pemandangan, tiba-tiba smartphone Nada bergetar dan menunjukkan notifikasi pesan WhatsApp.

Kak Yhoga: Gimana udah nyampek belum? Salam buat keluarga ya

Seketika mood Nada kembali saat membaca pesan singkat itu. Sembari berbaring Nada menggerakkan jempol nya untik membalas pesan itu.

~*~*~

WIH WIH, SIAPA LAGI NIH? YOK LANJUT LANJUT!

BIAR NGGAK PENASARAN SAMA TOKOH BARU ITU.

AWAS LOH THOR, BIASANYA KALAU PAKAI NAMA YHOGA ITU ORANGNYA PLAYBOY. EMANG BENER YA? TAPI ITU KATA TEMENNYA AUTHOR SIH!

SATRU || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang