SATRU CHAPTER 25

91 7 0
                                    

Happy Reading♡♡

"Setiap insan hadir untuk saling melengkapi." [Damar Langit Guntur P.]

Kemarin ...

Sosok yang sedari tadi di ocehkan oleh Tamara telah berdiri di samping Nada. Dia tidak sedikit pun mematap ke arah Nada, hanya ada rasa canggung di pertemuan mereka saat ini. Bagaimana tidak canggung, perjodohan yang tidak pernah mereka pikirkan selama ini. Sekarang tengah terpampang nyata di mata umum.

"Nak Guntur, ayah dengar sekarang kamu jadi kepala sekolah, ya?" tanya Hadi penuh antusias.

"Alhamdulillah, iya, Yah." jawab Guntur seraya menyungging senyum manis yang tidak pernah orang lain lihat.

"Ayah hanya ingin memastikan saja, apa kamu siap dengan perjodohan ini?" tanya Hadi.

"Untuk perjodohan ini, saya terserah kepada Habibah. Saya tidak ingin terlalu mendesaknya dengan adanya perjodohan ini." jawaban Guntur di sambut anggukan kepala dari Hadi.

Selanjutnya, semua mata memandang ke arah Nada. Seakan mereka menunggu pendapat darinya.

"Maaf ayah, mama, pak Guntur. Bukannya saya menolak secara terang-terangan. Tapi saya meresa belum siap untuk pernikahan," jawab Nada penuh keraguan.

"Iya, Mama paham kok. Yang terpenting kalian jalani dulu. Untuk pernikahan kami semua kembali kepada keputusan kalian berdua." jelas Nanda.

Setelah perbincangan panjang, akhirnya keputusan untuk menjalani hubungan ini terlebih dahulu. Untuk pernikahan menurut pada keputusan kedua pasangan ini.

Saat ini Nada tengah mengajak calon suaminya berjalan-jalan di taman belakang. Canggung, sudah tentu sangat terasa. Keduanya seakan memiliki unek-unek yang sulit di ungkapkan.

"Habibah," panggil Guntur membuat Nada menoleh ke arahnya.

"I-iya?" jawab Nada.

"Saya tidak tahu, entah ini takdir atau bagaimana hingga kita di pertemukan di situasi yang sulit." ucap Guntur dan Nada masih diam menyimak apa yang ingin di katakan olehnya.

"Mungkin ini sedikit kasar, tapi kelak saat di sekolah saya minta ke profesionalan kamu dalam pekerjaan. Tolong jangan bawa masalah perjodohan ini ke dalam pekerjaan." lanjut Guntur membuat Nada menelan ludahnya sendiri.

"Iya, pak saya tahu." jawab Nada.

'Banyak amat peraturannya?'

~*~*~


Nada di rundung gelisa hingga tidak fokus dalam pembelajaran. Apa ini yang namanya memasukkan urusan pribadi dengan pekerjaan? Tapi Nada tidak bisa menghilangkan kata perjodohan itu dari benaknya. Ia merasa telah salah menyetujui hal tersebut, seakan ada yang salah.

Ddrrtt ... Drrttt ...

Smartphone Nada bergetar menunjukkan notifikasi pesan WhatsApp masuk. Ia mengangkat sebelah alisnya, karena pesan tersebut dari nomor baru. Apa ini yang di namakan penipuan?

Untuk sekarang Nada menghiraukan hal tersebut. Tapi pesan terus terkirim hingga membuat Nada gelisah sendiri. Akhirnya Nada membuka pesan tersebut.

08554xxxxxxx : Terima kasih.

Nada kembali penasaran dengan si pengirim hingga ia membaca pesan selanjutnya.

08554xxxxxxx : Maaf saya ganggu jam belajar kamu, Habibah

~*~*~

SATRU || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang