SATRU CHAPTER 19

83 7 0
                                    

Happy Reading♡♡

"Tanda waspada, karena ia mewarisi sifat keras kepalaku." [Hadi Wijaya]


Dua hari yang lalu ...

Hadi tengah memeriksa sebuah dokumen lama yang tertutup debu tebal. Ia melihat dua keluarga tengah berfoto ceria. Di tengah-tengah antara foto Hadi dan Kirana, terlihat dua bocah imut.

Peri bakpau dengan dua ikat rambut mirip telinga kambing, itu adalah Nada putri mereka. Di balik foto itu terdapat tulisan tangan dari orang tuanya.

"Kelak putra dari keluarga Amar akan menjadi suami dari cucuku."

Tulisan itu telah menjadi saksi bisu kesepakan dari dua keluarga. Bahkan menimbulkan perdebatan di 7 tahun silam, karena Hadi menganggap Nada belum siap untuk hal itu, sampai sekarang pun begitu.

Bukan hanya Nada, tapi ia juga belum siap menyerahkan putrinya pada orang lain.

"Ayah, mama sama sekali tidak setuju!" pendapat Kirana akan rencana itu.

"Tapi sampai kapan kita menghindar dari semua ini?" dusta Hadi dengan wajah yang tenang.

"Apa ayah tidak ingat bagaimana_"

"Ayah tahu siapa pemuda itu, ia orang yang terpelajar. Mama jangan khawatir." sela Hadi seraya menenangkan hati istrinya.

"Mama hanya ... mama nggak siap kehilangan Nada, Pa."

"Papa juga begitu, tapi setidaknya kita harus memberikan kepercayaan kepadanya, kan?" sahutnya menutup dokumen itu.

"Tapi bagaimana kita mengatakan ini sama Nada? Mama takut jika Nada pergi lagi karena mendengar hal ini,"

"Papa percaya kalau Nada pasti akan mempertimbangkan hal ini. Udah, mama jangan nangis lagi ya,"

~*~*~

Tapi Hadi tidak langsung percaya jika Nada akan diam saja setelah mendengar kata perjodohan ini. Jadi sebagai antisipasi ia segera menghubungi seseorang yang sangat berpengaruh dalam misinya kali ini. Karena lawannya sekarang bukan kaleng-kaleng, sebab Nada mewarisi sifat keras kepalanya.

"Hallo, paman."

~*~*~

SATRU || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang