SATRU CHAPTER 12

106 8 0
                                    

Happy Reading♡♡

"Setiap manusia itu sama, yang berbeda hanya ketaqwaannya kepada Tuhan yang Maha Esa." [Damar Langit Guntur P.]

Setengah jam setelah bel masuk usai istirahat berbunyi. Pria tinggi serta tangkas ini keluar dari ruang Kepsek sembari menengok ke kiri dan kanan. Seolah-olah ia sedang mencari sesuatu.

Ia berjalan menuju Parto yang sedari tadi duduk manis di ruang TU. Mungkin pak Parto mengetahui sesuatu yang tengah ia cari.

"Pak Parto," panggilanya dengan suara beratnya yang khas, seakan tersirat aura wibawa yang selalu ia bawa kemana-mana.

Pak Parto segera berdiri menghadap kepala sekolahnya. "Eh, wonten nopo Mr?" sahutnya super formal seperti biasa.

Namun pria itu menyambut ucapan pak Parto dengan wajah tertekuk lesu. Bukan tanpa alasan ia melakukan hal itu, hanya saja ia tidak suka bila ada orang yang lebih tua darinya berkata formal dengan rasionalisasi bahwa dirinya seorang Kepsek SMA Negeri Expro Bayangkara, sekolah terfavorit di Surabaya. Itu sangat menjengkelkan!

Terlebih lagi pak Parto dulu pernah menjadi guru pembimbingnya sampai bisa ke titik ini. Untungnya ia dapat bertemu dengan beliau dan dapat menunjukkan hasil kerja kerasnya selama ini. Tapi untuk panggilan 'Mr' memang itu sudah menjadi kebiasaan di sini.

Dan sudah pasti jika seseorang di panggil 'Mr' dia pasti lulusan bahasa Mandarin. Canda bosku, maksud author lulusan Bahasa Inggis, tadi cuma salah tulis. Maklum terlalu ngantuk.

"Tolong pak Parto jangan terlalu formal dengan saya," unjuknya sedikit canggung.

Pak Parto terkekeh mendengar kalimat itu untuk kesekian kalinya. "Hehehe ... iya Mr."

Ia langsung to the point pada pria paru baya itu, "Bapak lihat guru pindahan tidak?" tanya nya membuat loading otak dari pak Parto mencoba untuk sinkron.

"Tadi ada kok, Mr."

"Loh, kapan pak?" kejut nya meski dengan wajah yang sama sekali tidak menunjukkan ketegangan layaknya drama Korea.

"Kalau itu, bapak tidak tau, Mr. Bapak tadi cuma ngasih tahu dimana letak ruangan Mr." jelas pak Parto membuatnya sekilas mengingat orang gila yang ia usir tadi pagi.

Mampus! Sepertinya firasat pria itu menunjukkan orang gila tadi pagi adalah guru pindahan. Lagian katanya lulusan terbaik UI, guru dari sekolah elite se-Jakarta, tapi saat di hadapannya lebih mirip orang gila. Sungguh penghinaan!

Sekarang mau tidak mau ia harus meminta pegurus TU untuk menghubungi ulang guru tersebut. Ia merogo celana untuk mengambil smartphone miliknya.

Sedangkan pak Parto izin untuk pergi karena beliau akan ada jam di kelas 10. Memang guru yang layak menjadi panutan.

"Halo," ucap nya pada panggilan WhatsApp.

~*~*~

SATRU || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang