SATRU CHAPTER 24

88 7 0
                                    

Happy Reading♡♡

"Sedikit bicara, banyak bertindak." [Damar Langit Guntur P.]

Keesokan hari, saat Nada sampai di sekolah. Ia langsung berjalan dengan malas menuju kandang beruang kutub. Ya, si Guntur. Dengan membawa 7 lembar kertas bertuliskan shalawat dan rantang berisikan makanan titipan Mamanya. Catat! Mamanya, bukan dari Nada.

Jika saja tadi pagi Kirana tidak mengeluarkan ultimatum, Nada mah, ogah banget bawa banyak barang ke sambar gledek itu. Menatap wajahnya saja sudah membuat Nada ingin berak perkepanjangan.

Nada menetralkan wajahnya, menarik napas seraya berdoa agar hari ini malaikan mencabut nyawa lagi libur dan lebih menyulitkan soal ke tisllit. Dengan melihat wajahnya saja, kita akan tahu jika Nada sedang betek.

Terlebih kejadian perjodohan kemarin sangat mengejutkan. Kedatangan sesuatu yang memang tidak masuk perkiraan Nada dari awal.

"Permisi, apa saya boleh masuk, pak?" ucap Nada setelah membuka pintu itu.

Seperti biasa, pria itu hanya memasang aura dingin hingga tak ada satu cewek pun yang mau mendekatinya.

Nada berjalan maju dengan tatapan ragu-ragu. Bukan rasa takut, melainkan ada sesuatu yang tidak bisa di katakan.

"Ekhem ... Bagaimana tugasnya?" tanya Guntur memecah kesunyian.

Nada segera menaruh 7 lembar kertas penuh coretan tinta shalawat dan rantang putih yang ia bawa. Yups, dari kemarin smartphone Nada harus rela di sita oleh Guntur. Dan hari ini penebusan sesuai perjanjian kemarin.

"Boleh saya ambil smartphone saya, pak?" tanya Nada.

Guntur mengeluarkan setan gepeng itu dari saku celana nya, seakan mengeluarkan barang miliknya sendiri.

"Ini," jawabnya singkat. Okey, Nada sudah terbiasa jika Guntur menjawab setiap pertanyaan tanpa harus melihat ke arahnya.

'Kalau bunuh orang cuek dosa nggak?'

Tapi untuk masalah rantang kali ini, membuat Nada ingin sekali menipung cowok super kagak peka itu. Seharusnya Guntur mengatakan sesuatu mengenai makanan itu, bukannya diam kayak patung. Fix, mulai besok Nada akan memboikot mamanya agar tidak mengirim makanan pada beruang kutub. Percuma!

'Kayaknya aku terlalu berharap jika beruang kutub ini akan mengatakan hal besar dari mulutnya.' batin Nada geram.

Nada mendengus dan berpamitan keluar. Sikap Guntur yang selalu di benci Nada adalah diam dan sok tidak mau tahu. Ia lalu menutup pintu dan berlalu begitu saja. Jika Guntur keras kepala, mengapa Nada tidak bisa? Mengingat berbagai kejadian kemarin yang sangat.

~*~*~

SATRU || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang