~*~*~
Kini Nada telah memasuki ruang yang memang biasanya ia kunjungi. Tapi kali ini sedikit berbeda dan itu bukan dirinya, melainkan Guntur yang sepertinya menahan segala emosi. Demi apa hingga ia semurka itu kepada Nada? Padahal kejadian tadi hanya tidak sengaja.
"Saya tidak habis pikir dengan apa yang kamu lakukan," ucap Guntur sembari memijat keningnya.
Namun Nada hanya diam, ia tidak sanggup untuk mengatakan apa pun, saat ini ia merasa sangat terpuruk dengan keadaan.
"Selama beberapa hari ini, kamu sama sekali tidak fokus mengajar dan lebih banyak melamun. Mana tanggungjawab mu sebagai seorang guru?"
Nada terus menundukkan pandangannya, ia tidak mau bila pria di hadapannya ini melihat matanya yang mulai berkaca-kaca.
Guntur melipat tangannya dan terus menatap tajam Nada. Seakan dia bukan Guntur yang Nada kenal,
"Kali ini saya tidak mau berburuk sangka terhadap mu, jadi saya beri kamu kesempatan untuk membela diri." ucap Guntur.
"Sa-saya tidak melakukan hal yang salah, pak." lirih Nada mencegah air matanya menetes.
"Ketidaksengajaan mu itu bisa berakibat fatal, Habibah!" sahut Guntur yang semakin menaikkan nada bicaranya.
"Sungguh saya tidak melakukan apa pun, kejadian tadi_"
"Kenapa kamu melakukannya?" potong Guntur seakan mengerti jalan akhir perdebatan ini.
'Semua karena kamu, Mas! Kamu!' batin Nada.
Nada kembali diam, ia tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya, jika ia terluka dengan sikap Guntur untuk kedua kali nya. Ya, Damar Langit Guntur Prasetia, dia laki-laki yang Nada benci. Dan ternyata Tuhan mempertemukan mereka kembali dalam situasi yang rumit. Benar, kini Nada kembali mencintai pria yang sama dan kembali terluka dengan pria yang sama.
"JAWAB PERTANYAAN SAYA!" bentak Guntur sembari memukul meja karena emosi.
"Itu karena kamu, Mas!" sahut Nada, seakan mulutnya refleks mengatakan hal itu.
"Karena saya? Oh, jadi kamu sudah mengetahui segalanya?" ucap Guntur.
Nada sendiri terkejut dengan sikap Guntur yang sok tenang, seakan tidak terjadi apa pun. Padahal pada malam itu ia sudah terciduk oleh Nada.
'Apa maksudnya,'
"Memang malam itu saya akan mengatakan hubungan saya dengan Dinda kepada mu. Dan ini yang membuat mu tidak fokus," dalih Guntur menatap jijik ke arah Nada.
"Saya pikir kamu berbeda, tapi ternyata sama saja."
Guntur tersenyum tipis. Hanya dengan melihat wajahnya yang memerah dan kepalan tangan yang mengeras, sudah cukup membuat Nada mengerti bila Guntur sangat marah dan kecewa terhadapnya.
Tapi bagaimana mana dengan penghianatan Guntur padanya? Apakah ia bisa rela dengan semua itu? Tentu tidak.
"Jadi Mas?"
"Iya, saya tahu apa yang ingin kamu katakan. Tapi diluar itu, saya merasa kecewa dengan mu yang mencapur adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Benar-benar membuat saya muak!" dengis Guntur, tidak melihat dengan siapa ia bicara.
Air mata Nada sudah tidak bisa di tahan, ingin rasanya ia berteriak kencang hingga suaranya habis di lebur angin.
"Kalau memang kamu sudah tidak sanggup, kamu bisa mengundurkan_"
"PECAT SAYA, PAK!" potong Nada. Sungguh ia sudah tidak tahan.
Nada berjalan keluar tanpa pamit pada Guntur.
"Hei! Saya belum selesai, Habibah! Saya PECAT KAMU!"
Bragh!
Pintu tertutup dengan kasar saat Guntur mengatakan 'pecat'. Anita yang berada di luar tidak bisa menahan kepergian sahabatnya. Ia juga merasa kecewa deangan apa yang dikatakan oleh Guntur. Bagaimana bisa ia berkata kasar pada Nada.
Setelah gagal mencegah kepergian Nada, Anita segera masuk untuk meminta penjelasan. Tapi ia malah melihat Guntur tengah duduk di lantai sembari meremas rambutnya frustasi.
"Guntur ..." panggil Anita,
"Ini caraku untuk mencintainya, mbak. Aku ... tidak pantas mendapatkan wanita sebaik Nada. Biar dia pergi, biar hanya Allah dan aku yang tahu ... ini janji ku untuk menyayangi kekasihku hingga nanti di sisi Allah." lirih Guntur yang mengeluarkan air mata yang ia pendam sejak tadi.
Anita segera memeluk Guntur, ia tahu keputusannya kali ini sangat berat. Guntur harus melepas sosok yang sangat ia cintai, sebelum nantinya ia tidak bisa selalu bersama dengannya. Sebuah beban yang sudah ia terima sejak 7 tahun silam kembali membuatnya menyakiti Nada. Ya, Guntur diagnosa memiliki penyakit yang cukup serius. Hingga ia tidak tahu sampai kapan ia bisa bertahan.
'Maafkan aku Habibah ...'
~*~*~
KAMU SEDANG MEMBACA
SATRU || End
Romance《Genre: Perjodohan, islami》 Nada Naila Nur Habibah, cewek dengan julukan G3B1C (Gendut, Bobrok, Bucin, Baper dan Cerdas). ♡ ♡ Pas jatuh cinta ditolak habis habisan! Di tambah lagi masalah perjodohan saat beranjak dewasa, banyak rintangan mulu hidup...