BAB 49

90 9 0
                                    

~*~*~

Sesampainya di depan rumah Nada, Guntur mengetuk pintu dan langsung dibukakan oleh Kirana. Wanita itu sedikit terkejut akan kedatangan calon menantunya,

"Nak Guntur," sapa Kirana. Guntur sendiri langsung mencium punggung tangan Kirana dan menanyakan keberadaan Nada.

Kirana sendiri sempat dibuat bingung oleh sikapnya. Jadi sebelum itu ia mengajak Guntur masuk ke ruang tamu, di sana terlihat Sanjay dan Hadi tengah sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

"Guntur?" ucap Hadi heran dengan kehadirannya kali ini.

"Ayah, Nada ada di rumah?" tanya Guntur to the point.

"Bukannya kamu sudah tahu kalau hari ini Nada mau ke Jakarta?" tanya Hadi sembari menaikkan alisnya.

"Jakarta?"

"Iya, Nada bilang kalau sudah bilang sama kamu." timpal Kirana.

Guntur menundukkan pandangannya. Ia mulai membuka mulut dan menjelaskan segalanya. Ia juga menunjukkan kertas hasil tes kesehatan miliknya.

Hadi bangkit dan menampar keras pipi kanan Guntur. Bahkan Sanjay kali ini ikut tersulut emosi hingga melayangkan satu pukulan di dagu Guntur hingga ia jatuh tersungkur di lantai. Kirana sendiri dibuat takut akan adegan baku hantam itu.

"Saya kecewa sama kamu, Guntur. Kamu telah hilangkan kesempatan ini, pria yang telah menyakiti hati putri saya tidak pantas untuk menjadi menantu saya." ucap Hadi tegas.

"Tapi, pria yang mau mengakui kesalahannya dan mengorbankan segalanya demi putri saya, layak menjadi pendampingnya." lanjutnya sembari mengulurkan tangan untuk Guntur.

Apa ia marah? Tentu saja. Putrinya dijadikan mainan oleh pria seperti Guntur. Tapi ia bisa mengerti posisi Guntur saat itu. Pasti bimbang untuk memberi keputusan. Bahkan Sanjay memeluk tubuh Guntur.

"Maafin gue Bang," ucap Sanjay.

Hadi memegang pundak Guntur, "Kejar dia nak, kejar Habibah mu." restu Hadi tersalur dari ucapannya, Kirana pun mengiyakan tindakan suaminya. Kini mereka tidak salah memilih orang.

~*~*~

SATRU || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang