BAB 50

122 11 0
                                    

~*~*~

Guntur dan Sanjay kini berkerja sama untuk mencari keberadaan, Nada di ruang tunggu yang sialnya banyak orang di sana. Sepanjang mata memandang, jujur mereka kesulitan mencarinya. Guntur sendiri terus mengusap air matanya yang terus menetes. Sedangkan Sanjay sedikit merasa bersalah, karena ia lupa jam pemberangkatan kakaknya.

Mereka menunggu di depan tempat check in, tapi tidak ada tanda-tanda kedatangan nya. Sungguh kali ini Guntur sudah frustrasi, ia tidak lagi berfikir jerni. Yang ia inginkan adalah bertemu Nada, tidak ada yang lain.

Kaki Guntur terasa lemas, hingga ia terjatuh di lantai. Ia berteriak hingga menjadi pusat perhatian. Sekumpulan orang menatap kasihan ke arah Guntur yang terus menangis.

"Bang, lo harus kuat. Kita pasti bisa nemuin mbak Nada." ucap Sanjay mencoba menenangkan hati Guntur.

"Dia benci lo Guntur! Lo nggak pantes buat dia. Dia pergi juga karena lo. Sekarang seharusnya lo senang karena lo udah buat dia pergi!" racau Guntur sembari memukul dirinya sendiri.

Jujur, Sanjay ikut prihatin dengan kondisi Guntur yang sekarang. Meski ia tergolong cowok bandel tapi ia bisa merasakan rasa sakit Guntur.

"HABIBAH ...." teriak Guntur menggema, bahkan sampai mengundang kedatangan keamanan bandara dan seseorang.

Di sisi lain, seseorang yang kini duduk di dekat jendela pesawat tiba-tiba menoleh ke segala arah. Seakan ada seseorang tengan memanggil namanya. Seketika air mata kembali menetes dengan detak jantung yanng tidak normal lagi. Ia menyadari sekarang harus melupakan dia yang membuatnya jatuh cinta untuk kedua kalinya.

~*~*~

SATRU || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang