{24}.Di Anterin Adit.

409 31 3
                                    

Mas Guru.

Deren dan keempat Sohibnya pun berlalu menuju gerbang depan sekolahnya untuk pulang.

Latifah dan Yuli sudah pamit terlebih dahulu.

Jermi dan Okta juga sama.

Kini tinggal Deren sendiri.

Deren melangkah kan kakinya menuju halte bus untuk menunggu bus.

"Deren, ikut kak aja yuk!". Kata Adit yang entah dari mana datangnya.

Deren yang semula memainkan ponselnya pun mendongakkan kepalanya.

" Gak ngerepotin gitu kak". Deren.

"Gak kok ayok". Adit.

" Iya, kak. Makasih " Deren.

"Jangan makasih kan belum juga di anterin". Adit

" Hehe maaf kak". Deren tersenyum kikuk.

Lalu berjalan mengikuti Adit menuju motor Besarnya.

Setelah berapa menit perjalanan tidak ada yang berbicara.

Sampai suara berat Adit membukanya.

"Dek".

" Hem.. Ada apa kak". Deren.

"Kamu jadikan pergi sama kak" Adit.

"Jadi kok kak". Deren.

Setelah percakapan itu hening kembali...

" Dek". Panggil Adit lagi.

"Iya kak Adit ada apa?". Tanya Deren lagi.

"Ade gak ada hubungan spesial kan sama, pak Darman?". Tanya Adit kembali.

Deren terdiam.

'Lo cemburu gitu'. Batin Deren.

" Gak ada kok kak, Teman-teman aja yang suka jodohin aku sama Mas Guru". Deren.

"Mas Guru itu siapa dek?". Adit.

" Hehe Mas Guru itu, Pak Darman aku manggilnya Mas Guru aja biar enak". Deren.

"Gitu yah". Jawab Adit lemes.

'Kok gue gak di panggil gitu sih. Padahalkan gue ngejar lo udah dari lama'. Batin Adit.

Tidak terasa Deren dan juga Adit pun sampai di kediaman Deren.

Deren turun lalu mengucapkan terimakasih kasih.

Adit hanya menjawab Deren dengan anggukan lalu pamit pergi.

'Pasti cemburu'. Batin Deren.

Deren masuk kedalam rumahnya...

Mas Guru.

MAS GURU { SELESAI }.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang