{32}. Darman Jadi Imam.

436 28 0
                                    

Mas Guru.

Di kamar Deren. Deren mengambil Peci cadangan miliknya sebab satu peci yang bisa di gunakan olehnya telah di gunakan Darman.

"Mas Guru, udah Sholat?". Tanya Deren.

" Belum, dek". Darman.

"Kenapa gak Sholat duluan". Deren.

" Saya ingin jadi imam kamu, dek". Darman.

"Ya udah mulai aja. Mas Guru udah wudhu kan". Deren.

" Saya sudah melaksanakan itu sejak kamu masih tertidur". Darman.

"Mas Guru, Deren minta maaf". Kata Deren menyesal.

Pasalnya jalan semalam sangat menguras tenaga baginya.

" Saya mengerti. Saya pinjam sejadah sama peci kamu lagi ya, dek". Pinta Darman dengan lembut.

Deren tersenyum lalu menggunakan kepalanya setuju.

"Pake aja, mas. Rere, juga udah ada pinjem punya Abi tadi". Kata Deren menunjukkan sejadah milik Abinya.

" Yuk, mulai aja". Deren.

"Iya, dek". Darman berdiri lalu memulai mengumandangkan Azan untuk memulai Sholatnya.

Deren merapikan safnya di belakang samping Darman sebagai makmumnya Darman.

Deren terkagum dengan suara indah Darman saat melantunkan ayat suci tersebut.

'MasyAllah indah banget'. Puji Deren membatin.

"Kamu siap , dek? Ayo berdiri". Kata Darman.

Deren berdiri.

Darman memulai bacaan sebelum sholat subuh.

Darman mulai membaca ayat-ayat Suci tersebut dengan sura merdunya.

Sekitar Deren hanya mengikuti saja sebagai makmum.

Darman dan Deren telah sampai pada Rokaat terakhir.

Darman mengucapkan salam lalu Deren juga.

Darman membaca Ayat-ayat lain setelah mengucapkan salam.

Deren memandang kagum kepada Darman yang hanya menampilkan punggungnya.

Selesai dengan Ayat-ayat tersebut.

Darman berdoa..

'Ya Allah. Masuklah kedua orang tua hamba kedalam syurga mu. Ya Allah jadikanlah Deren sebagai orang yang selalu anda untuk ku. Ya Allah terimakasih telah memantapkan hati hamba. Hamba tahu hamba salah. Namun hamba mencintai Deren karena mu Ya Allah karena kuasamu yang telah menanamkan rasa ini. Amin ya robal alami'. Darman menyelesaikan Do'a lalu mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

Lalu di akhir membaca doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat.

'Ya Allah, panjangkan Umur Bunda dan sehatkan Bunda. Jangan biarkan Bunda sakit karena Rere benar-benar sayang Bunda. Abi,Rere juga Rindu sama Abi. Semoga ayah selalu bahagia ya di sana. Tunggu Rere sama Bunda ya Abi'. Deren mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

Darman membalikkan badannya.

Lalu menjulurkan tangannya.

Deren berpikir sebatar.

Lalu memahami maksud dari tangan Darman tersebut.

Darman tersenyum tampan. Di kala Deren mau menyaliminya.

Seperti istri saja hihihi...

"Saya antar kamu ya. Setelah itu saya akan pergi ke tempat saya". Kata Darman.

" Gak usah, Mas Guru. Rere bisa kok kesekolah sendiri paling juga bareng sama Memey". Tolak Deren.

Darman menaikan satu alisnya lalu menatap Pria manis tersebut dengan intes.

Deren yang merasa di tatap terus mau tidak mau iya menerima saja.

"Yaudah deh, aku ikut.". Kata Deren akhirnya.

Darman yang mendengar itu langsung tersenyum tampan.

" Mas, gak usah senyum kaya gitu terus". Protes Deren.

"Kenapa? Dengan senyuman saya". Darman.

" Gapapa sih". Deren.

"Yakin gapapa. Kalo mas senyum gini". Kata Darman yang langsung tersenyum menunjukan baris giginya yang rapi.

" Ck, soalnya mas Guru ganteng sih jadi aku tu gak rela git... U". Deren menutup Mulut dengan cepat setelah sadar dengan apa yang di ucapan oleh mulutnya.

Darman tersenyum gembira di balik senyum Tampannya.

"Jadi kamu cemburu gitu, dek". Goda Darman.

" Eh.. Tadi salah ngomong". Tegas Deren.

Darman hanya menghembuskan nafasnya saja melihat Deren yang salah tingkat dengan ucapannya sendiri.

Mas Guru.

MAS GURU { SELESAI }.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang