Mas Guru.
Memey jalan mendekati bunda lalu membisikkan..
'Ini loh Mas Gurunya, Rere. Cocok kan bund? '.
Bunda yang mendengar itu pun tersenyum manis.
Deren yang melihat itu pun curiga.
"Jangan dengerin, memey ya. Bunda". Protes Deren.
" Emang Memey bilang apa. Sampai kamu bilang gitu". Kata bunda.
Memey yang merasa dirinya di bela oleh bunda pun menjulurkan lidahnya mengejek Deren.
Deren kesal dengan Memey dan Bunda.
"Saya pamit pulang dulu ya, Dek". Kata Darman yang memecahkan kekesalan Deren.
" Mas, yakin mau pulang". Deren.
"Eleh bilang aja gak rela". Cibir Memey.
Deren memberikan tatapan tajamnya kepada Memey.
Namun Memey sama sekali tidak takut untuk selalu menggoda kakaknya tersebut.
"Lebih baik, nak Darman menginap saja. Ini sudah malam tidak baik jika malam begini keluar sendiri". Kata Bunda.
"Iya udah. Abang, nginep aja yah?". Bujuk Memey.
" Saya tidak masalah. Asal Tante mengijinkan saja tinggal". Kata Darman akhirnya.
'Dih kok gak nolak sih'. Batin Deren.
'Eh.. Tapikan gue juga yang nawarin'. Pekik Deren membatin.
"Jangan panggil tante. Panggil bunda aja biar akrab". Pinta Bunda.
Darman tersenyum lalu menjawab..
" Baik Bunda". Bunda tersenyum juga.
"Yasudah. Sebaiknya kalian istirahat saja. Ini sudah malam. Tidak baik begadang". Pesan bunda.
Deren, Darman dan Memey mengangguk kepalanya.
" Tapi bun, Mas tidur dimana dong? Kita kan gak punya kamar tamu". Kata Deren.
"Ya sama kakak lah". Sewot Memey.
Deren yang mendengar itu hanya bisa melotot.
" Hem.. Sama siapa lagi kamu kan tau sendiri. Yang laki-laki di rumah ini hanya kamu. Masa Masnya di suruh tidur sama ade kamu kan gak mungkin". Bunda.
"Bunda masuk duluan yah. Semoga kamu nyaman yah, selama di sini". Bunda berlalu pergi meninggalkan ketiga orang tersebut.
Memey pun telah masuk kembali ke kamarnya.
" Ayo Mas". Ajak Deren.
Darman mengangguk kepalanya lalu mengikuti langkah Deren.
Deren membawa masuk Darman kedalam kamar kecilnya.
Kamar Deren sangat bersih.
"Dek, kamar kamu bersih juga yah". Kata Darman.
" Jadi mas pikir kamar Deren kaya kapal pecah gitu". Sewot Deren.
"Bukan gitu. Kamu salah paham, dek". Jelas Darman.
Tapi Deren tidak menghiraukan itu.
Malah langsung menidurkan dirinya di ranjang jomblonya.
"Capek". Keluh Deren.
" Dek, mas ingin kekamar mandi". Darman.
"Kamar mandi ada di luar mas. Masuk aja kedapur. Nanti belok kiri ada pintu dua bersebelahan nah di situ". Jelas Deren.
" Saya kekamar mandi dulu yah". Darman.
Deren tidak menjawab rupanya Deren telah tertidur.
Darman menembus nafasnya kesal.
Darman telah kembali dengan badan yang sedikit basah setelah ber wudhu.
Darman tidak mungkin menggunakan Deren yang telah terlelap untuk bertanya dimana alat letak sejadahnya.
Darman menatap seisi ruang Deren dan berhasil menukarkan sejadah Deren yang tergabung rapi di sebelah lemari Deren.
"Saya pinjam dahulu ya dek sejadahnya". Guma Darman.
Darman melaksanakan Sholat malamnya. Sesesai dengan kegiatan. Darman Lalu menatap Deren yang sedang tertidur pulas.
" Sungguh kamu cantik dek". Puji Darman.
Darman tetap melanjutkan zikirnya.
Mas Guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS GURU { SELESAI }.
Teen FictionHappy Reading. Kehidupan yang awalnya indah, seindah lengkapnya sebuah kehidupan di dalam satu keluarga. Yang mana Darman anak semata wayang yang selalu orang tuanya banggakan. Akhirnya berubah haluan... Menimbulkan satu konflik yang tidak akan p...