Part 28 : Serba Salah

519 84 57
                                    

(Aku gak punya foto buat ditampilkan, huee huee huee ... Cuman ada ini ...)

Tanpa Kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa Kata

Tanpa Kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

Aturan part ini yaitu jika terdapat tulisan cetak miring itu artinya lagi flashback, barang kali ada yang masih bingung. Oke, makasih ...

🌷🌷🌷

Langkah kaki mereka pun beriringan menuju ruang rawat Fahri. Suasana menjadi semakin canggung, membuat Rama berdeham ringan menghilangkan rasa tercekat yang seketika memberat pada kerongkongannya.

Saat pintu terbuka, tangan besar yang menggenggam tangan adiknya terlepas perlahan. Kedua netra yang sudah lama tak ia tatap kini terpejam dengan kepala sedikit menunduk.

Rama masih mempertahankan ekspresi tak bersahabat dari sebelum ia keluar ruangan membawa segenggam kemarahan. Dan dia kembali lagi, berdiri tak jauh dari ranjang Fahri. Memperhatikan kedua orangtuanya yang terdiam, enggan melirik Rama.

"Maaf ..." suara rendah terdengar.

Hal itu membuat Rama memejamkan mata, berusaha menutupi kekesalannya. Ia tidak tahu kenapa setiap kata yang terucap dari Papanya membuatnya sakit padahal kata 'maaf' sudah banyak terlontar sejak mereka datang.

"Duduk, yuk!" ajak Sean merangkul adiknya untuk duduk. Menyodorkan segelas air, berharap ini bisa membuat Rama tenang.

Namun Rama tidak mengindahkan hal tersebut. Ia menerima lalu kembali menyimpan gelas berisi air tanpa menyeruputnya sedikit pun. Pikirannya kembali terbayang pada percakapannya dengan Sean sebelum kembali ke sini.

enfermedad [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang