✨
_________________________________
Haechan | Yangyang | Jisung
_________________________________
Cerita tentang kita yang tak sempurna ✨
Saling menggenggam satu sama lain,
Saling berangkulan untuk menghadapi tantangan,
Tak peduli berapa juta detik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kesalahan sefatal apapun yang dilakukannya, tetap saja beliau yang membesarkan dan menyayangi Nalendra.
(Lanjutan suasana yang terjadi pada Fadhil & Tanjung)
Typo dll ditanggung pembaca, belum revisi ...
Perjalanan saat itu tiba-tiba tidak terkendali, ada mobil lain dari arah berlawanan mengarah pada mobil yang Fadhil dan Tanjung tumpangi.
"Akhh ... " semua netra yang melihat kearah depan seketika melebar dan pekikan terdengar.
Brakkk ... Hantaman ringan terjadi.
💉💉💉
Senja kini mengundang, dengan warna orange yang menawan disertai rintik hujan tak terlalu deras.
Ananta sengaja sore ini tak meminta jemputan. Setelah perkelahiannya dengan Gion, ia segera menyelesaikan urusannya dengan dosen pembimbing lalu beranjak menuju rumah Yumna.
"Ini Gion, ya Teh?" tanya seorang pria paruh baya yang kebetulan seharian ini izin untuk menemani Yumna. Dilain sisi, Ananta seketika terdiam saat mendengar pertanyaan tadi, dia membeku dan menerka-nerka sudah seakrab apa keluarga Yumna dengan Gion.
"Ih, perasaan bukan yang ini, Ayah ... " ujar pemuda berseragam putih abu yang baru saja tiba menepis ucapan Ayahnya.
Baik Ananta dan pemuda tadi kini merendahkan hati untuk bersalaman kepada pria paruh baya.
"Bukan Ayah, ini Ananta ... " jawab Yumna memberitahu.
Ia mempersilahkan Ananta untuk masuk duluan dengan dirangkul oleh pria yang Yumna panggil Ayah. Sejenak Yumna yang melihat Ayahnya memperlakukan Ananta seperti sudah akrab membuatnya mengulas senyum.
"Selingkuhan, ya!" ledek Alif pada gadis berwajah pucat yang usianya lebih tua beberapa tahun.
"Mau dijitak?" tanya Yumna pada pemuda yang berkeringat sambil terkekeh menenteng kedua sepatu yang sudah dilepas. Beralih mempercepat langkah menuju kamarnya.
"Jujurly, gw lihat-lihat cowok yang tadi kayak visual nyata si ganteng kalem ... " ucapnya sebelum melesat pergi sebelum Yumna mengepalkan tangan di udara.
"Baru kali ini aku setuju, Lif!" sahut Yumna merendahkan suara.
💉💉💉
Sekarang beralih tempat pada ruangan yang tak terlalu luas namun sering digunakan sebagai tempat berbincang ringan.
"Kamu sakit apa Yumna?" tanya Ananta selepas mendudukan diri pada sofa, disusul dengan Yumna yang ikut menemani duduk di sampingnya.
"Cuman kekurangan darah akibat kecapean."
"Sudah minum obat?" terlihat jelas raut wajah Ananta menunjukkan kekhawatiran.