Part 33 : Kasus Dan Bayangan

547 85 89
                                    

Tolong diputar lagunya, terima kasih ...

Belum direvisi, untuk kurangnya ditanggung pembaca. Untuk lebihnya kayaknya gak ada.

Feel ini kayaknya kurang, deh. Makin kesini makin gak PD sama tulisan sendiri ... 😓


Sebelumnya mohon maaf kalo ada kesalahan typo dll, tadi sempat error 😫

***

Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama, Ananta hanya mampu meninggalkan luka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama, Ananta hanya mampu meninggalkan luka.

Gion menyimpan benda pipih yang sudah lama ia mainkan. Lalu memandang Mirza yang duduk di hadapannya hanya terdiam saja, anak itu tampak melamun, tidak ikut bergabung dalam obrolan yang teman-temannya lakukan. Kedipan matanya pun seakan pelan, Gion terus memandang temannya yang terlihat aneh tidak seperti biasa.

"Tumben diem bae. Kenapa?"

Pertanyaan Gion membuat teman-teman yang lain langsung memfokuskan atensi pada Mirza. Memandang Mirza dengan berbagai tatapan tanpa membuat yang ditatap merasa risih.

"Si Mirza pake koko ... Tumben-tumbenan!" ujar Wisnu.

"Iyalah gw kan abis melayat ..." sahutnya.

Alis Gion bertaut lalu bertanya, "Siapa yang meninggal?"

"Lo gak bakalan nyangka, Gion."

Mendengar pertanyaan darinya tak mendapat jawaban yang pasti, Gion pun berdecak sambil membuang muka.

"Ketimbang jawab doang. Siapa?"

"Gw gak tega nyebutin namanya. Walaupun gw bukan temen deketnya, tapi gw ngerasain kehilangan dia. Karena pas yudisium kita duduk deketan dan sempet ngobrol." tandas Mirza tersenyum. Ia menundukan kepala saat kedua matanya terasa perih lagi.

"Siapa?"

"Dikelas lo gw cuman kenal Yumna sama Ananta ..." ungkap Jovan yang angkat bicara.

"Yumna meninggal?" tanya Gion tersentak menatap tajam ke arah Mirza untuk meminta penjelasan.

"Yang satunya. Gw mau pulang, deh. Gak enak banget ngeghibah." risih Mirza yang sudah berdiri dari posisi duduknya.

"Halah, biasanya juga yang sering cari topik perghibahan itu lo." kali ini Hendra terkekeh mendengar alasan Mirza yang tidak biasanya.

"Hm hm, gw gak mau nambah dosa lagi."

"Haha, kayaknya ketularan si Ananta." rupanya Jovan juga terus menerus memojokkan Mirza seraya dirinya menyimpan gitar yang sedari tadi ia pangku. Atas ucapannya, kini Hendra dan Wisnu ikut menertawakan Mirza.

enfermedad [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang