Part 41 : Terlalu Lelah

385 56 73
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat harapan dan usaha tidak seimbang, maka doa hanya berisi kepasrahan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat harapan dan usaha tidak seimbang, maka doa hanya berisi kepasrahan diri.

❤❤❤

Naka masih berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri, suara Julian yang berbisik di telinganya ia abaikan begitu saja. Pelukan yang Rendra berikan semakin erat. Menunduk dengan tubuh melemas tidak sanggup melirik seseorang yang terbujur kaku tertutup kain.

Dunianya seakan hancur, suara tangisan Mama juga terdengar menguar. Dan silih berganti para pelayat berdatangan, mengusap pelan tubuh bergetar keluarga yang ditinggalkan.

Sejak diberitahukan kabar duka tersebut, semua yang menunggu di luar ruangan lantas terpaku, netra mereka memandang Dokter Zafran dengan tatapan tidak percaya. Segera Rendra melangkah untuk mendekati ruangan tersebut, menanyakan kembali kepastian pada Zafran lalu mendorong pintu untuk masuk ke dalam ruangan dengan tergesa.

"Gak mungkin, Kak!" lirihnya memukuli tubuh Rendra yang mendekapnya.

"Naka, udah berhenti ... dek!" Julian bersuara seraya mengusap puncak kepala Naka. Berkali-kali dirinya mencoba mengalihkan pandangan agar tidak terlarut dalam kesedihan, namun nyatanya itu sulit. Terlebih ia tidak tega melihat kedua mata Mamanya membengkak sambil terus memanggil sang adik bungsu serta tubuh lemas wanita itu tak mau berjarak sedikit pun darinya.

enfermedad [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang