Neo dan Jason, merasa bermimpi yang sama. Berada di kamar istana yang mewah, ditemani gadis tercantik di dunia. Keduanya saling pandang, dan kemudian sibuk menampar wajah sendiri. Tetapi mereka tak terbangun dari mimpi. Itu seperti nyata!
Melihat wanita itu, yang berdiri di depan mereka, tanpa sehelai benang tersisa. Dialah Ratu Kerajaan Pasir Batang saat ini, Purbararang. Jabatannya kini mutlak diakui Prabu Tapa Agung, setelah melihat kelakuan Purbasari yang menjalin hubungan aneh dengan seekor lutung besar berwarna hitam. Sungguh sesuatu yang tidak masuk akal, bagi Prabu Tapa. Dia merasa malu atas perbuatan puterinya, yang tidak merasa gentar mengakui jika dia jatuh cinta pada hewan besar itu, yang disebutnya sebagai Guruminda.
"Aku mencintainya, Ayahanda. Ini perasaan indah yang baru pertama kali kurasakan, terhadap seorang pria!" kata Purbasari, saat ditemui Prabu Tapa di kuil.
Gadis itu, enggan mengikuti ritual persembahan. Dia terus menangis, ingin dipertemukan dengan si lutung. Prabu Tapa menggeleng-gelengkan kepalanya, dia merasa pusing dengan kelakuan puterinya.
"Dia bukan pria, Purbasari. Dia pejantan! Lutung! Hewan! Apa kau sadar itu?" kata Prabu Tapa.
Purbasari menggeleng,"Ayahanda salah. Dia adalah Sang Hyang Guruminda dari Kahyangan. Putera Gusti Sunan Abah dan Sunan Ambu, penguasa Kahyangan dan Bhuman. Guruminda sedang melakukan perjalan suci didampingi Nayaka dan Jayendra. Sunan Ambu memerintahkan Guruminda untuk mencari jodohnya di bhuman ini, Ayanda. Lalu kami bertemu di Buana Panca Tengah. Mungkin, mungkin... jodoh Sang Dewa justru puteri Ayahanda sendiri dari Kerajaan Pasir Batang."
"Jangan berkhayal terlalu tinggi, Purbasari."
"Tapi, dalam Kitab Ki Anom Ksatria..."
"Sampai kapan kita berdebat soal ini?" Prabu Tapa melotot. "Cerita yang disebutkan Ki Anom Ksatria itu sudah ribuan tahun lalu. Sudah terlalu banyak kisah dari gadis-gadis bodoh, yang berpikir bisa menjadi jodoh Guruminda. Pokoknya tiap ketemu monyet agak gendut sedikit, disosor! Apa itu Guruminda? Bukan! Itu cuma Orangutan, jenis kera yang tubuhnya mirip dengan manusia besarnya. Apa kau juga sama seperti gadis-gadis bodoh itu, nekat berhubungan dengan monyet asli?"
"Ayahanda..."
"Otakmu di mana, Purbasari? Apa separah itu fantasi seksualmu sampai binatang juga kau sukai?"
"Tolong, Ayah. Mengertilah! Dia bukan lutung biasa. Dia bisa bicara sebenarnya. Dia mengobati penyakitku dengan kunyit, menjaga makananku agar tidak memperparah penyakitku. Guruminda itu adalah Dewa Kesehatan di Kahyangan, Ayahanda. Dia belajar ilmu kesehatan dengan para dewa di pegunungan Olimpus, Yunani. Dia..."
"Kenapa kau membahas Pegunungan Olimpus Yunani? Ingat, Purbasari. Agama kita ini, Sunda Karuhun. Bukan agama Yunani. Kita tidak menyembah Zeus dan Hera. Kita menyembah Sunan Abah dan Sunan Ambu. Mustahil Guruminda berguru di tempat Tuhan lain? Apa dia mau murtad begitu, pindah agama?"
"Bu-bukan begitu, Ayahanda. Olimpus itu..."
"Mereka itu, niru-niru peradaban kita. Sok atuh lihat nama-nama Dewanya. Dewa Zeus, di Sunda teh aya Abah Uus. Dewi Hera, di kita aya, Ambu Herawati. Nama-nama Dewa-Dewi lain? Poseidon, di sini aya Odon. Ares? Aya si Ayes. Hermes teh, di sini Memes. Hephaestus, Ipah Astuti. Aphrodite, Nyi Endit. Athena, Atinah. Apollo, si Bolo. Atau si Artemis, atuh itu si Euis. Jadi mana mungkin, Dewa kita malah berguru di sana? Pusatnya di sini. Tanah Sunda, Tanah Karuhun!"
"Bukan begitu, Ayah..."
"Cukup, Purbasari! Kau memang sudah terganggu jiwa. Kau memang tak pantas memimpin Kerajaan Pasir Batang!"
Prabu Tapa meninggalkan Purbasari, diiringi Patih, dan para prajurit untuk kembali melakukan perjalanan Tapa Daksa ke Gunung Salakanagara. Dia menyerahkan semua urusan kepada Purbararang dan suaminya, Gajah Messa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Jadi Lutung (Terbit SAGO/GONOVEL)
Исторические романыSabda, adalah seorang Dokter muda yang sangat gemar berburu. Bersama dua sahabatnya, Neo seorang Hair Stylist terkenal dan Jason, seorang Chef macho, mereka kerap menyusuri hutan rimba untuk menembak hewan liar. Tetapi ketika mereka berburu ke hutan...