12: Sukriya

218 49 6
                                    

Purbasari menghapus air matanya. Dia berada di kuil, tetapi hatinya tidak bahagia. Seorang wanita pengurus kuil, yang sempat ke istana untuk mengantarkan air doa, membawa berita buruk padanya.

"Si lutung besar itu dibuang ke Lembah Jurig, sementara dua temannya kini malah tak beranjak dari kamar khusus bercinta Purbararang..." kata Sukriya, wanita pengurus kuil itu.

Lemas sudah tubuh Purbasari. Dia merasa hampa, setelah mendapatkan informasi itu. Masalah Nayaka dan Jayendra, dia tidak peduli lagi. Sebab keduanya telah membuat hal tak senonoh di Buana Panca Tengah. Jika mereka kini dipaksa melayani Purbararang, dia yakin, keduanya justru malah bahagia. Ibarat botol, bertemu tutupnya. Sama-sama bajingan urusan syahwat!

Tetapi bagaimana dengan Guruminda? Alangkah teganya dia dibuang ke lembah horor, yang dihuni Hantu Kepala Buntung. Apakah para dewa dan dewi yang lain lalu turun untuk menolongnya? Ataukah terhenti perjalanan sucinya, dan Guruminda tak bisa menemukan jodohnya sehingga balik ke Kahyangan? Oh, sungguh Purbasari mengkhawatirkan hal itu. Dia takut, jika tak lagi dapat bertemu. Tak bisa dipungkiri, dia telah jatuh hati pada lutung besar itu.

"Saya harus ke luar dari sini," bisik Purbasari, pada Sukriya yang begitu terkejut mendengarnya.

"Puteri, anda bisa mati jika ke luar dari kuil tanpa izin." ujar Sukriya, cemas.

"Saya akan mencoba!"

Sukriya menggeleng sedih. "Anda lihat ratusan wanita dalam kuil besar ini, puteri? Pernahkah anda tahu berapa lama mereka terkurung dalam kuil ini? Apa Puteri sadar, betapa cantiknya raut wajah-wajah mereka? Bahkan yang telah nenek-nenek sekalipun? Sebagian dari mereka pernah beruntung menikmati waktu cinta semalam bersama Prabu Tapa. Sebagian lagi, masuk ke sini tanpa tersentuh Prabu, tapi remuk digerayangi Hulubalang!"

"Hulubalang?"

"Gajah Messa! Dia kerap meniduri selir-selir Prabu."

"Oh, benarkah?! Alangkah jahatnya Gajah Messa..."

"Anda terlalu polos puteri. Berbeda dengan saudara-saudara anda yang lain. Anda tidak pernah tahu, betapa mengerikannya kepemimpinan Kerajaan Pasir Batang ini. Prabu tidak ingin berpoligami, tetapi memuaskan diri dengan tidur dengan banyak selir yang berbeda setiap hari. Jika mereka hamil, mereka akan diberi waktu sembilan bulan di istana sampai bayi lahir. Lalu juga akan dikirim ke kuil, tempat pembuangan para wanita malang, membiarkan mereka mati depresi."

"I-ibuku juga mati di sini? Bukan karena melahirkan aku?"

"Ibumu Bhumi. Ibunya Ratu Purbararang, Mojang, dan ibu seluruh saudara-saudara anda semua telah mati. Mereka merasa sedih karena harus berpisah dengan bayi yang mereka lahirkan, lalu dibuang bagai sampah. Sebagian mereka, justru mati bunuh diri. Bibit kekacauan jiwa itu sudah ada sejak mereka diambil paksa dari keluarga mereka, dibawa ke istana, dan diperlakukan sebagai pemuas nafsu semalam, atau cuma ditunggu sebagai alat pembuat anak!"

Purbasari tertunduk. Dia menyadari, jika dirinya dan kakak-kakaknya besar tanpa kasih sayang seorang ibu. Mereka hanya diasuh para dayang, dan dicintai penuh kasih oleh ayah mereka Prabu Tapa. Ada rasa kurang dalam perkembangan hidup mereka. Dan baru dirasakannya aneh, ketika sadar mengapa para ibu mereka dikisahkan mati melahirkan semua? Dari Sukriya, Purbasari baru tahu, kalau para wanita malang itu justru mati karena dipisahkan dari bayi-bayi mereka.

"Jadi, setelah Ayahanda tidak memerintah lagi, penghuni kuil ini jadi hanya bertambah satu. Yaitu diriku?"

Sukriya mengangguk,"Betul Puteri. Ratusan wanita di sini adalah yang tidak memilih bunuh diri seperti mantan selir lainnya. Mereka bertahan, bukan karena tak mampu berlari. Tetapi memang tak mampu menghadapi ketatnya penjagaan prajurit di luar kuil. Sudah banyak dari kami yang mencoba kabur, dan ditemukan sudah mati dalam keadaan berlumuran darah, penuh siksa tusukan. Hanya satu dua orang yang diperbolehkan ke luar seminggu sekali, seperti saya, untuk mengantarkan air doa yang bakal disiramkan ke singgasana..."

Dokter Jadi Lutung (Terbit SAGO/GONOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang