Wanita tua itu menghapus sudut air matanya, usai memandangi tubuh anaknya yang kini terkapar di ranjang Rumah Sakit Jiwa itu. Tubuh anak lelakinya semakin kurus, sejak terakhir ditemukan terkapar di hutan. Dia hidup, tetapi dua temannya telah tewas dengan kondisi mengenaskan.
"Tante..., " tiba-tiba terdengar suara lembut di belakangnya. Seorang wanita muda cantik, tampak mengusap pundak wanita tua itu. "Terlalu mudah saya mengatakan ini, tetapi tidak mudah pastinya untuk didengar oleh Tante. Tapi saya hanya bisa berharap Tante memiliki kesabaran atas musibah yang dialami Sabda..."
Wanita tua itu, adalah Mama Sabda. Masa tuanya, berakhir dengan sangat menyedihkan pada setahun terakhir. Terutama, ketika Sabda mengalami depresi berat, usai kekasihnya Merang Kinasih malah menikah dengan seorang Pangeran dari Jawa.
"Sabda, sangat mencintai Merang Kinasih. Tanpa mengorek lebih dalam tentang siapa wanita itu. Bathinnya terluka, saat Merang lebih memilih menikah dengan seorang Pangeran, meski dirinya sudah terlanjur berbadan dua dari Sabda. Andai Sabda dulu lebih memilihmu, Cantik..." Kata Mama Sabda, serak. Air matanya menetes deras, seakan semua kesedihan tertumpah. Tetapi, tangan yang seharusnya menghapus air mata itu, malah menyentuh pipi wanita muda yang dipanggilnya dengan si "Cantik".
Si Cantik tersenyum, lalu mengusap air mata Mama Sabda dengan tisu. Ada rasa sesak di dada, saat Mama Sabda menyesali pilihan anaknya terhadap calon isterinya. Sebagai wanita, dia sempat merasa sangat terhina ketika dokter muda itu seolah telak menolaknya. Ungkapan "perjodohan" sejak masa kecil, antar orangtua mereka, seakan dianggap pria itu seperti permainan belaka.
"Aku punya selera tersendiri tentang wanita. Bukan! Ini bukan karena aku menganggapmu jelek. Justru, aku kagum padamu. Kau hebat, pintar dan sangat mengagumkan. Tetapi...ya, kau harus paham. Cinta itu tidak dapat dipaksakan." Kata Sabda, suatu hari, saat mengajaknya bicara empat mata di Roosante, resto bernuansa Eropa di selatan Jakarta.
Si Cantik, salah mengira tentang ajakan makan malam itu. Semula dipikirnya, Sabda akan mengambil langkah serius untuk melamarnya. Tetapi kenyataannya, pria itu malah menyudahi makan malam dengan kalimat menyakitkan. Lalu tak lama kemudian, seorang gadis jelita datang. Betul-betul rupawan, hingga si Cantik tidak merasa begitu cantik darinya.
"Kenalkan, Merang Kinasih!" Kata gadis itu, seraya mengulurkan tangan. Si Cantik menyambutnya dengan tulus, berusaha menguasai perasaannya yang campur aduk. Tangan itu begitu halus dan lembut, gadis itu juga tampak jauh lebih muda.
Berapa tahun dia menunggu Sabda? Terjerat dalam pesan keramat orangtuanya sebelum tiada, untuk bisa menikah dengan Sabda. Mama Sabda juga menyayanginya, bahkan terlalu sayang malah. Dari kecil, dia sudah dipanggil "Si Cantik" atau "Si Menantu", meski sikap Sabda kepadanya terlalu dingin.
Tak mudah menunggu Sabda menyelesaikan pendidikan menjadi dokter, apalagi kemudian, dia ngotot untuk ambil spesialis. Seakan mencari seribu cara untuk membuat wanita yang dijodohkan kepadanya itu bisa menyerah. Tetapi si Cantik, selalu pasrah menunggunya. Meski harus tebal telinga karena sering disindir sebagai Perawan Tua. Hanya dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan, yang membuat rasa kecewanya sedikit bisa terlupakan.
Jujur, dia memang mencintai Sabda. Bahkan sejak kecil. Mereka seusia, dan sering ikut kegiatan liburan bersama dengan keluarga mereka yang sama-sama pecinta alam. Suatu hari, saat usia mereka baru sepuluh tahun, ada kegiatan kemping di Gunung Pancar. Dia ingat, jika saat itu bukan hanya ada dua keluarga yang ikut serta, tetapi juga ada tambahan dua keluarga lagi. Yakni, keluarga Pak Janitra dan keluarga Pak Norman Seta.
Pak Janitra, adalah seorang Penulis Cerita Anak yang sangat terkenal saat itu. Dia adalah sahabat Pak Jenderal atau Papanya Sabda, sejak mereka remaja. Janitra adalah seorang duda yang saat itu membawa sepasang anak kembar perempuannya, yang seusia dengan si Cantik dan Si Sabda.
![](https://img.wattpad.com/cover/294189069-288-k34048.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Jadi Lutung (Terbit SAGO/GONOVEL)
Исторические романыSabda, adalah seorang Dokter muda yang sangat gemar berburu. Bersama dua sahabatnya, Neo seorang Hair Stylist terkenal dan Jason, seorang Chef macho, mereka kerap menyusuri hutan rimba untuk menembak hewan liar. Tetapi ketika mereka berburu ke hutan...