Siang itu, sebelum makan siang. Di ruang prakteknya, Sabda duduk di meja kerjanya, sementara di seberangnya ada dua sahabatnya yang pernah dekat namun lalu sempat menjauh: Jason dan Neo.
Ini, jelas bukan reuni. Sebab keduanya tampak pucat pasi, sedikit lebih kurus dan nampak begitu lelah. Sabda sulit menebak, jika tidak memeriksa. Tetapi dia punya firasat buruk tentang penyakit kedua sahabatnya, bahkan setelah mereka akhirnya mampu untuk bercerita.
Jika ada pasien dengan keluhan masalah kelamin yang tak kunjung membaik pasca berobat ke dokter umum, maka pasti akan direkomendasikan untuk berobat lebih lanjut ke dokter spesialis kulit dan kelamin atau spesialis dermatovenereologi (Sp. DV).
Inilah pekerjaan Sabda. Dokter spesialis kulit dan kelamin, yang memiliki pengetahuan dan keterampilan klinis yang lebih mendalam dalam mengatasi berbagai penyakit kulit dan kelamin. Tapi dia tak bisa membayangkan, ketika harus memeriksa dua orang sahabatnya sekaligus, dengan keluhan yang sama.
"Ja-jangan diperiksa!" Teriak Jason.
Sabda melotot,"Katanya gatal nyeri dan mengeluarkan cairan? Masa kalian terangsang sepanjang hari? Aku harus periksa apakah betul ini penyakit kelamin atau tidak. Kenapa? Takut?!"
Neo mengangguk,"Iya, langsung diagnosis bisa kan? Ma-masa lu ngeliat barang gue? Agak gimana gitu, Sab. Meski, ya... lu dokter!"
Sabda menghela nafas. Antara ingin marah sama ingin ngamuk. Mana ada Dokter tidak boleh memeriksa kondisi pasien? Sama dengan para dokter lainnya, dokter spesialis kulit dan kelamin juga akan melakukan diagnosis terlebih dahulu untuk mengetahui dengan pasti penyakit yang diderita pasien.
Tetapi tentu melalui proses, dari meliputi wawancara riwayat keluhan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Sehingga dokter bisa mengetahui berbagai faktor penyebab gangguan kesehatan yang dialami pasien, baru dapat menentukan pengobatan maupun perawatan yang dianggap tepat.
"Kalian mau diperiksa atau tidak?!" Bentak Sabda kesal.
Jason dan Neo saling pandang, sebelum lemah mengangguk. Sabda menggemeratakkan gigi, rasa ingin menghajar keduanya hingga berdarah. Tetapi sebagai dokter, dia langsung memasang sarung tangan khusus, untuk melanjutkan pemeriksaan.
Selanjutnya, usai melepas sarung tangan serta mencuci dan mengeringkan tangan, Sabda kembali duduk di kursinya berhadapan dengan Jason dan Neo yang makin gelisah.
"Gonore adalah termasuk dalam penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Hampir sama seperti sifilis, penyakit gonore dapat ditularkan melalui hubungan seksual tanpa pengaman, baik itu secara seks oral, vaginal, ataupun anal. Umumnya gonore menimbulkan keluhan berupa keluarnya cairan dari kelamin disertai nyeri." Jelas Sabda, tanpa basa-basi.
"Go-gonore?!" Teriak Jason dan Neo.
Sabda menghela nafas,"Pengennya kalian apa, sakit bisul? Sudah tahu perbuatan sendiri. Masih coba melawan kenyataan. Apa tidak ada rasa jenuh untuk selalu meniduri wanita berbeda hampir setiap malam? Mau kalian pake kondom setebal kulit badak juga, namanya apes bisa bocor dan terjadilah penularan virus. Otak kalian di mana?"
Jason dan Neo terdiam. Sulit bicara. Sampai akhirnya Jason terbatuk gugup,"Kalau gue pribadi, terus terang, sudah dua tahunan tidak begituan lagi. Sejak kasus kita nyasar ke zaman lampau itu, demi Tuhan, rasanya takut berurusan dengan wanita. Terbayang, gue dan Neo berpesta liar dengan Purbararang. Ngeri jika dipikirkan, bercinta dengan hantu!"
"Ya," sahut Neo. "Jason benar. Sejak kejadian itu, gue juga tidak bercinta dengan cewek manapun. Boro-boro, nafsu saja rasa hilang. Semua seakan terkuras akibat bercinta semu dan brutal dengan Purbararang. Lalu anehnya, gue dan Neo kok tiba-tiba barengan kena penyakit ini. Kok baru sekarang?"
Sabda tak menjawab. Dia sendiri sedang gelisah. Sebelumnya, Rania menelponnya, menceritakan kejadian aneh tentang kedatangan seorang wanita bernama Lamni Risa, yang menuntut sebuah janji padanya. Dia tahu, siapa Lamni Risa. Tapi dia tidak tahu apakah wanita itu, mampu dihadapinya, demi buah hatinya.
"Apa... apa kasus kami ini, berkenaan dengan peristiwa dua tahun lalu? Akibat bercinta dengan Purbararang, lalu kena penyakitnya sekarang?" Suara Jason tiba-tiba membuyarkan lamunan Sabda.
"Mungkin. Ya, mungkin saja." Sahut Sabda dengan gundah.
(Bersambung)

KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Jadi Lutung (Terbit SAGO/GONOVEL)
Historical FictionSabda, adalah seorang Dokter muda yang sangat gemar berburu. Bersama dua sahabatnya, Neo seorang Hair Stylist terkenal dan Jason, seorang Chef macho, mereka kerap menyusuri hutan rimba untuk menembak hewan liar. Tetapi ketika mereka berburu ke hutan...